Rusia Perang, Indonesia Berpotensi Merajai Perdagangan Nikel

Konflik antara Rusia dan Ukraina terus memberikan dampak bagi perdagangan dunia. Gas alam serta minyak bumi merupakan komoditas energi yang terdampak secara signifikan. Di samping itu, nikel pun terkena imbasnya. 

Baca Juga : Konflik Rusia dan Ukraina: Pasar Sektor Energi Terancam 

Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Perdagangan Nikel Internasional

Rusia merupakan produsen nikel terbesar ketiga di dunia. Hal ini menjadi alasan mengapa nikel terdampak konflik Rusia dan Ukraina. Perang yang dilakukan oleh Rusia secara langsung menyebabkan berkurangnya kegiatan ekspor beberapa komoditas. Kegiatan perang juga menjadikan pelabuhan Rusia disibukkan dengan mobilisasi keperluan perang. 

Secara tidak langsung, sanksi dari negara Barat menjadikan ekspor Rusia terbatasi. Pembatasan dari bank juga menyebabkan Rusia tidak mampu mengekspor nikel seperti biasanya. 

Nikel merupakan komoditas utama yang digunakan dalam produksi baterai kendaraan listrik. Produsen kendaraan listrik pun harus memutar otak untuk tetap mendapatkan bahan baku yang diperlukan. Beberapa di antaranya membeli nikel dari pihak penambangnya secara langsung. 

Produsen baja anti karat juga mengalami dampak perdagangan nikel yang tidak stabil. Hal ini karena nikel merupakan bahan utama produk tersebut.

Baca Juga :  Kontribusi AMF dalam Penyediaan Akses Internet di Area Rural

Nikel Sempat Mengalami Kenaikan Harga yang Drastis

Pada tanggal 8 Maret 2022, harga nikel melonjak hingga lebih dari USD100.000 per metrik ton. Salah satu produsen nikel terbesar dunia, Tsingshan Holding Group China, membeli nikel dalam jumlah besar. Hal ini dilakukan untuk mengurangi taruhan pendeknya pada logam. Perdagangan pun harus dihentikan karena langkah tersebut memperburuk reli harga.

Pada 18 Maret 2022, harga nikel anjlok hingga sekitar USD35.000. Pasar kembali normal setelah kondisi Rusia dan Ukraina sempat mereda. 

Sumber: https://unsplash.com/photos/kDFtulaOXag?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink

Indonesia Mengambil Alih Pasar Nikel

Indonesia merupakan penghasil nikel terbesar di dunia. Pada tahun 2021, Indonesia mampu menghasilkan nikel sebesar 1 juta metrik ton. Posisi Indonesia dianggap menguntungkan mengingat Rusia sedang dilanda berbagai hambatan akibat konfliknya dengan Ukraina.

Terdapat salah satu syarat yang dapat menjadikan Indonesia sebagai penguasa pasar nikel global. Hal itu adalah produksi nikel yang memenuhi standar ESG (Environment, Social, Governance). Hal ini berarti bahwa produksi nikel harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan.

Baca Juga : Partisipasi Publik Dalam Perhelatan MotoGP Mandalika 2022

Indonesia bukan satu-satunya kandidat yang mampu mengambil alih pasar nikel global. Hal ini menjadikan Indonesia perlu berhati-hati terhadap Australia yang juga merupakan salah satu penghasil nikel terbesar di dunia ikut mendapatkan keuntungan berkurangnya ekspor nikel Rusia. Bahkan, Australia menghasilkan nikel dengan memenuhi standar ESG. Maka, Indonesia perlu mengakselerasi upayanya dalam memproduksi nikel secara berkelanjutan.

 

Sumber:

 

Author

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *