Mewujudkan Target Net Zero Emissions dengan Konsiderasi ESG

PT Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Indonesia yang berada di wilayah tropis memiliki garis pantai yang panjang sehingga rentan terhadap kenaikan muka air laut. Indonesia juga sangat bergantung pada sumber daya alam. Dengan adanya perubahan iklim, sumber daya alam menjadi terbatas sehingga masyarakat bisa kesulitan dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Perubahan iklim disebabkan oleh pemanasan global yang terjadi akibat efek rumah kaca. Fenomena efek rumah kaca diakibatkan oleh tingginya emisi gas rumah kaca (GRK) yang memantulkan panas matahari menuju permukaan bumi. Maka, upaya penanganan perubahan iklim patut dilakukan dengan mengurangi emisi GRK yang disebabkan oleh berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan manusia.

Indonesia Berupaya Mencapai Net Zero Emissions

Indonesia menetapkan komitmen dalam mencapai nol emisi karbon (net zero emissions) pada 2060. Net zero emissions merujuk pada keadaan di mana jumlah emisi GRK yang dilepaskan ke atmosfer sama dengan jumlah yang dihilangkan dari atmosfer.

Komitmen Indonesia tercermin dalam tujuan ambisiusnya, yaitu mengurangi emisi sebesar 31,89% pada tahun 2030 melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Indonesia telah mengimplementasikan berbagai inisiatif, termasuk pengembangan sumber energi terbarukan, praktik pengelolaan hutan berkelanjutan, dan transisi ke ekonomi rendah karbon. Melalui kolaborasi internasional, Indonesia mengoptimalkan kerja sama global untuk terlibat dalam transfer teknologi serta upaya pembangunan kapasitas.

ESG dan Target Net Zero Emissions

Prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) memainkan peran penting dalam membantu sebuah negara mencapai komitmennya terhadap net zero emissions. Aspek lingkungan dari ESG menekankan pada pengurangan emisi karbon sebagai upaya memerangi perubahan iklim. Komponen sosial dari ESG mempromosikan inklusivitas dan kesetaraan, memastikan bahwa manfaat net zero emissions dibagi secara adil bagi seluruh warga negara. Aspek tata kelola ESG memastikan kebijakan dan regulasi yang efektif ada dalam pelaksanaan upaya mencapai net zero emissions.

Baca Juga :  Perjalanan dan Pandangan Dunia Terhadap ESG

Perusahaan, salah satu pemangku kepentingan dalam isu perubahan iklim, harus andil dalam mencapai tujuan net zero emissions. Indonesia merupakan negara dengan perusahaan terbanyak ke-3 yang berkomitmen terhadap science-based targets initiatives (SBTi). SBTi merupakan inisiatif perusahaan dalam mengurangi emisi GRK dengan ambisi yang kuat berbasis kalkulasi sains.

Melalui SBTi, perusahaan dapat mendorong inovasi, meningkatkan efisiensi sumber daya, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan reputasinya dalam praktik keberlanjutan. Di sisi lain, pertimbangan aspek ESG dapat menjaga keberlanjutan bisnis perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dapat meminimalisir risiko perubahan iklim yang berkaitan dengan lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Sumber: pexels.com

Mengumpulkan Pebisnis dalam Dialog ESG dan Target Net Zero Emissions

Pada hari Rabu, 21 Juni 2023, Mirekel berpartisipasi dalam Forum Bisnis S&P Global yang bekerja sama dengan KADIN Indonesia. Forum ini merupakan sebuah dialog bertajuk “Net Zero and Carbon Neutral Commitments: Navigating ESG and Climate Risk Management in Indonesia”. Berbagai pemangku kepentingan, meliputi pebisnis, instansi pemerintah, konsultan, serta lembaga swadaya masyarakat hadir dalam forum.

Acara dimulai dengan pidato pembuka oleh Shinta W. Kamdani, Wakil Ketua Bidang Maritim, Investasi, dan Hubungan Internasional KADIN Indonesia. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi yang kuat antar pemangku kepentingan dalam mencapai tujuan net zero emissions. Noor Fuad Fitrianto, mewakili Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia, mengingatkan bahwa Indonesia merupakan salah satu tujuan investasi utama global. Beliau juga mengenalkan program Sustainable Investment Project yang digagas oleh Kementerian Investasi.

Baca Juga : Daya Dukung Lingkungan untuk Ekonomi Berkelanjutan

Forum ini menampilkan presentasi-presentasi komprehensif dari praktisi dan pakar terkemuka. Haikal Razak, Spesialis Keberlanjutan dari S&P Global Market Intelligence, menyajikan data terkait kinerja ESG perusahaan, negara, dan regional secara global. Vivian Zheng, Kepala ASEAN ESG Solutions di S&P Global Sustainable1, menekankan urgensi mengambil tindakan untuk memenuhi komitmen net zero emissions. Rohini Samtani, Manajer Pengembangan Bisnis APAC di S&P Global Sustainable1, memberikan fakta-fakta yang menggugah tentang risiko iklim yang nyata yang dihadapi oleh pelaku bisnis. Tidak kalah menarik, Freddie Travers dari S&P Global Market Intelligence mengenalkan Climate Credit Risk Modelling.

Sumber: Dokumentasi Mirekel

Forum ini menjadi wadah diskusi yang bermakna bagi para pemangku kepentingan yang diharapkan berkontribusi dalam mencapai target net zero emissions. Hal yang menarik adalah bagaimana mengoptimalkan performa ESG dapat menjadi salah satu upaya pengurangan emisi GRK. Selain itu, mengonversi risiko perubahan iklim menjadi risiko ESG bagi perusahaan penting dilakukan. Dengan begitu, perusahaan dapat lebih sadar akan dampak perubahan iklim bagi internal perusahaan maupun bagi umat manusia.

 

Author

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *