Memilih Proyek Carbon Offset: Adakah Upaya yang Terbaik?
Perdagangan karbon merupakan hal yang banyak dilakukan oleh berbagai negara dewasa ini. Dalam perdagangan karbon, “pembeli karbon” merupakan pihak yang akan melakukan upaya pengurangan emisi karbon yang ada di atmosfer. Secara spesifik, upaya tersebut dinamakan dengan carbon offset credit. Carbon offset credit sejatinya merupakan carbon offset yang dilakukan atas kegiatan jual beli karbon.
Secara umum, carbon offset merupakan upaya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Carbon offset juga bisa diartikan sebagai usaha untuk meningkatkan daya penyimpanan emisi GRK. Carbon offset biasanya dilakukan untuk mengompensasi perilaku yang dilakukan oleh seseorng yang menghasilkan emisi GRK dalam jumlah besar.
Cek Ombak Sebelum Melakukan Carbon Offset
Carbon offset tidak dapat dilakukan begitu saja. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dengan mengetahui seberapa besar emisi yang kita hasilkan. Hal ini perlu karena bertujuan untuk melihat seberapa besar emisi yang kita hasilkan. Angka ini akan menunjukkan jumlah minimal emisi yang harus kita ganti dengan carbon offset.
Di era digitalisasi seperti sekarang ini cara paling mudah untuk menghitung emisi karbon adalah dengan menggunakan kalkulator jejak karbon daring. Pemilihan kalkulator karbon didasari dengan kemudahan penggunaan serta perincian aktivitas yang menghasilkan karbon. Terdapat kalkulator jejak karbon daring untuk individu dan bisnis kecil. Untuk bisnis besar, peran serta profesional dapat membantu menghitung jejak karbon yang dihasilkan dengan lebih tepat.
Setelah mengetahui seberapa besar jejak karbon yang kita hasilkan, kita dapat menindaklanjuti dengan upaya pengurangan jejak karbon secara mandiri. Individu dapat melakukan hal-hal sederhana dalam mengurangi emisi, seperti hemat energi, minimasi sampah, ataupun membeli produk makanan segar organik lokal. Untuk sektor bisnis, penggunaan mesin yang efisien dan menggunakan bahan bakar alternatif bisa menjadi opsi usaha mengurangi emisi karbon. Setelah upaya mandiri diusahakan, carbon offset dapat menjadi pilihan lebih lanjut.
Baca Juga : Sejarah dan Perjalanan Awal ESG Dari Masa ke Masa
Hutan, Paru-paru Dunia, Laris sebagai Carbon Offset
Salah satu proyek carbon offset yang paling sering dilakukan adalah dalam bidang kehutanan dan koservasi alam. Sudah merupakan hal umum bahwa tanaman berfotosintesis dengan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Pohon yang merupakan tanaman hijau berukuran besar diyakini dapat menyerp karbon dioksida dalam jumlah besar pula. Terlebih jika manusia mengupayakan penanaman banyak pohon hingga menjadi hutan.
Tidak hanya menyerap karbon, penanaman hutan kembali atau penanaman pohon di daerah gersang juga dapat berdampak pada aspek lain. Hewan-hewan dapat mendapatkan habitat kembali. Tidak hanya itu, aspek sosial pun mendapatkan dampak yang baik. Masyarakat bisa mendapatkan pekerjaan dengan adanya hutan di wilayahnya. Budaya masyarakat yang berhubungan dengan hutan juga bisa lestari.
Dalam carbon offset di bidang kehutanan, kredit karbon bisa dihitung dari jumlah karbon yang bisa diserap oleh pohon yang ditanam. Kredit karbon juga bisa berarti jumlah karbon yang tidak terlepaskan karena hutan terjaga.
Sumber: Photo by Felix Mittermeier from Pexels
Baca Juga : HPSN 2022: Cegah Krisis Iklim dengan Bijak Kelola Sampah
Energi Baru Terbarukan Menjadi Opsi Menarik dalam Carbon Offsetting
Penerapan program energi baru terbarukan (EBT) juga menjadi pilihan terdepan dalam melakukan carbon offset. Penggunaan EBT sebagai bentuk carbon offset bisa menyasar perubahan sistem yang selama ini tidak ramah lingkungan. Upaya ini dapat mencegah emisi karbon yang dihasilkan oleh pembangkit energi tenaga bahan bakar fosil. Tidak hanya itu, peluang green job juga akan tercipta melalui implementasi program EBT.
Negara berkembang yang biasanya menjadi target penerapan carbon offset dengana program EBT akan mendapatkan transfer ilmu dan teknologi. Hal ini karena negara berkembang masih memiliki “kuota” emisi karbon. Hal ini dapat membantu mereka untuk bisa maju secara berkelanjutan di masa yang akan datang.
Pengabdian Masyarakat Dapat Menjadi Target Carbon Offset
Selain secara langsung mengurangi emisi karbon ataupun meningkatkan daya bumi menyimpan karbon, pengabdian masyarakat juga bisa menjadi carbon offset. Namun, program yang dilakukan juga harus selaras dengan isu krisis iklim yang ingin ditangani.
Salah satu contoh program pengabdian masyarakat untuk carbon offset adalah program penyediaan air minum di Rwanda, Afrika. Penyediaan air minum dilakukan dengan pengeboran sumur. Hal ini menjadikan masyarakat tidak perlu memasak air sehingga emisi yang dihasilkan dari aktivitas memasak bisa dihindari. Program ini juga dapat berdampak pada kesehatan warganya.
Sumber: Photo by Kelly L from Pexels
Baca Juga : IPI Sebagai Pendukung dalam langkah Menghijaukan Lingkungan
Bagaimana Memilih Carbon Offset Terbaik?
Sejatinya, tidak ada definisi ‘terbaik” dalam memilih carbon offset. Pemilihan proyek offsetting harus disesuaikan dengan sumber daya yang ada serta isu yang paling penting untuk diselesaikan. Terlepas dari itu, terdapat satu hal paling baik yang bisa dilakukan, yaitu mencegah dihasilkannya emisi karbon sejak awal. Melakukan upaya paling maksimal untuk mencegah emisi karbon adalah hal nomor satu. Namun di waktu yang sama, program-program carbon offset tetap bisa diimplementasikan.