Menilik Sisi Lain Penilaian ESG: Apa Benar Menjadi Solusi?
Mirekel.id – Hal menarik dari ESG (Environmental, Social, and Governance) adalah bagaimana aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola dapat terintegrasi secara bersamaan. Menampilkan performa yang baik dalam ketiganya bukan merupakan hal yang mudah. Terkadang, untuk bisa baik dalam aspek sosial, ada trade-off yang harus dikorbankan pada aspek lingkungan, atau sebaliknya. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menyelaraskan ketiganya secara bersamaan merupakan perusahaan yang patut diacungi jempol.
Pemisahan Aspek ESG untuk Memenuhi Ekspektasi Investor
Terkait dengan fenomena tersebut, terdapat beberapa pihak yang merasa bahwa ESG tidak harus diselaraskan dalam waktu yang bersamaan. Untuk bisa benar-benar memenuhi ekspektasi investor, penilaian ESG dirasa lebih baik dilakukan secara lebih spesifik terhadap nilai atau prinsip fokusan dari investor.
Baca Juga : Meninjau Ragam Penilaian ESG Berdasarkan Tujuannya
Terdapat seorang investor yang sangat fokus terhadap aspek lingkungan. Ada juga investor yang lebih mementingkan performa sosial daripada kedua aspek ESG lainnya. Dari sudut pandang perusahaan pun demikian. Terdapat perusahaan yang memiliki performa yang sangat baik dalam bidang lingkungan, namun bidang sosialnya masih memerlukan peningkatan performa. Ketika aspek ESG disatukan dalam 1 nilai, fakta bahwa terdapat trade-off untuk bisa berperforma baik di salah satunya dilupakan.
Sumber: Unsplash
Penilaian ESG Menutup Mata pada Aspek Tertentu
Penilaian terhadap ketiga aspek dalam ESG terkadang dinilai bias. Penilaian mengenai lingkungan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan kedua aspek lainnya. Hal ini karena aspek sosial dan tata kelola perusahaan sangat bersifat case by case. Hal ini bahkan tidak bisa disamakan antar perusahaan meski berada dalam sektor yang sama.
Penilaian ESG dinilai melewatkan hal-hal yang tidak kalah penting, misalnya aktivitas politik perusahaan. Aspek lingkungan atau sosial atau tata kelola suatu perusahaan boleh baik, namun tidak jarang di balik itu terdapat intensi politik. Suatu perusahaan bisa memiliki program penurunan emisi karbon dalam industrinya. Perusahaan tersebut di waktu yang sama bisa menjadi penyuntik dana bagi pemerintahan yang merugikan lingkungan.
Penilaian ESG dinilai kurang menjadi solusi karena penilaian yang dilakukan sejatinya bertanya apakah risiko ESG bisa berdampak signifikan pada perusahaan. Subjek fokus dalam hal ini bukanlah pada lingkungan ataupun masyarakat. Perusahaan yang menghasilkan emisi karbon tinggi bisa mendapat nilai performa lingkungan yang baik selama risiko lingkungan tidak berdampak pada perusahaannya.
Sumber: www.pexels.com
Aspek-aspek ESG sebagai Refleksi
Beberapa hal yang berkaitan dengan kekurangan penilaian ESG tidak bisa dikatakan salah. Namun, hal-hal tersebut bisa dijadikan peningkatan kualitas penilaian di masa yang akan datang. Penilaian ESG seharusnya menjadi refleksi bagi perusahaan untuk murni mempertimbangkan aspek-aspek ESG dalam aktivitas bisnis. Hal ini berarti kepentingan-kepentingan tertentu tidak patut termasuk di dalam prosesnya.
Selain itu, sudah wajib bagi perusahaan ataupun investor untuk mendukung keselarasan aspek ESG dalam aktivitas bisnis dalam waktu yang sama. Ketiga aspek tersebut sama pentingnya untuk menjaga keberlanjutan perusahaan ataupun dalam aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Maka, jika performa dalam ketiga aspek tersebut sama baiknya, tujuan adanya konsep ESG dapat diwujudkan.
2 Comments