Mewujudkan Bisnis “Nature-Positive”: Tantangan dan Peluang dalam Implementasi Kerangka Kerja di Indonesia
PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Dengan meningkatnya kesadaran global terhadap perubahan iklim dan degradasi lingkungan, konsep bisnis “nature-positive” semakin mendapatkan perhatian. Namun, implementasi konsep ini di Indonesia memerlukan pemahaman yang lebih dalam tentang kerangka kerja yang tepat serta tantangan dan peluang yang ada. Artikel ini mengeksplorasi konsep bisnis “nature-positive” dan relevansinya dengan upaya perlindungan dan restorasi alam di Indonesia, serta memberikan rekomendasi strategis bagi pemangku kepentingan.
Konsep Bisnis “Nature-Positive”
Nature-positive merujuk pada strategi bisnis yang tidak hanya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi positif dalam pelestarian dan pemulihan alam. Berdasarkan artikel dari ScienceDirect, kerangka kerja nature-positive mencakup berbagai proses yang mempengaruhi keterlibatan bisnis, serta strategi sektoral yang harus diukur dampaknya di berbagai skala.
Sumber: ScienceDirect
Tantangan di Indonesia
Implementasi nature-positive di Indonesia menghadapi beberapa tantangan utama:
- Kurangnya Insentif Ekonomi: Banyak perusahaan belum melihat manfaat ekonomis langsung dari strategi nature-positive, sehingga adopsinya masih terbatas.
- Keterbatasan Data dan Kapasitas: Pengukuran dampak dan monitoring keanekaragaman hayati masih terbatas di banyak sektor, sehingga sulit untuk menilai efektivitas strategi nature-positive secara objektif.
- Regulasi yang Lemah: Meskipun ada peraturan terkait perlindungan lingkungan, penerapannya sering kali lemah dan tidak konsisten, terutama di tingkat lokal.
Rekomendasi Strategis
- Peningkatan Kapasitas dan Pendidikan: Melakukan pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk bisnis terkait konsep nature-positive, serta memperkuat kerjasama dengan akademisi dan LSM dalam mengukur dampak dan monitoring.
- Insentif Ekonomi: Pemerintah perlu mengembangkan insentif, seperti kredit pajak atau dukungan finansial, untuk mendorong perusahaan mengadopsi strategi nature-positive.
- Penegakan Regulasi yang Kuat: Pengawasan dan penegakan regulasi lingkungan harus ditingkatkan untuk memastikan bahwa bisnis yang merusak lingkungan dapat dimintai pertanggungjawaban secara efektif.
Kesimpulan
Mewujudkan bisnis nature-positive di Indonesia memerlukan komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah hingga sektor swasta. Dengan pendekatan yang tepat, bisnis dapat menjadi mitra yang efektif dalam pelestarian dan pemulihan keanekaragaman hayati, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan negara ini.
Referensi:
- BBC Future. (2024). How hydroelectric dams are a hidden source of carbon emissions. https://www.bbc.com/future/article/20240326-how-hydroelectric-dams-are-a-hidden-source-of-carbon-emissions
- ScienceDirect. (2024). Corporate climate reporting and its potential to decarbonize the economy. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214629624002950
- ScienceDirect. (2024). A conceptual framework for nature positive business strategies. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2590332224003282