Emisi Tersembunyi di Balik Pembangkit Listrik Tenaga Air: Mengungkap Tantangan dalam Pembangunan Berkelanjutan

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) selama ini dianggap sebagai solusi yang ramah lingkungan dalam menghadapi krisis iklim, terutama karena energi yang dihasilkannya bebas dari emisi karbon langsung. Namun, sejumlah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa PLTA dapat menjadi sumber emisi gas rumah kaca (GRK) yang tersembunyi, terutama dalam bentuk metana. Artikel ini mengeksplorasi dampak emisi ini terhadap upaya mencapai target pembangunan berkelanjutan dan keanekaragaman hayati Indonesia, serta memberikan rekomendasi strategis bagi pemangku kepentingan.

 

Metana dan Pembangkit Listrik Tenaga Air

Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh BBC Future, PLTA dapat menghasilkan emisi metana yang signifikan dari reservoirnya. Ketika material organik di reservoir terurai di bawah kondisi anaerobik, metana dihasilkan dan dilepaskan ke atmosfer, yang memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida dalam jangka waktu 100 tahun.

 

Dampak Terhadap Pembangunan Berkelanjutan

Indonesia saat ini berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% dengan upaya sendiri, atau hingga 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030, sebagaimana dinyatakan dalam Nationally Determined Contributions (NDC). Namun, emisi metana dari PLTA yang belum diperhitungkan ini dapat menjadi hambatan serius dalam mencapai target tersebut.

Pembangkit Listrik Tenaga Air

Sumber foto: Ditjen PPI KLHK

Selain itu, pembangunan PLTA juga dapat mengancam keanekaragaman hayati di daerah yang terkena dampaknya. Perubahan ekosistem air dan darat di sekitar reservoir dapat menyebabkan hilangnya habitat dan spesies, yang pada akhirnya merusak keseimbangan ekologis.

 

Rekomendasi Strategis

  1. Penilaian Lingkungan yang Lebih Mendalam: Sebelum mengembangkan PLTA baru, diperlukan studi lingkungan yang lebih komprehensif yang mencakup potensi emisi metana dan dampak terhadap keanekaragaman hayati.
  2. Teknologi Pengurangan Emisi: Mengadopsi teknologi yang mampu mengurangi emisi metana, seperti aerasi reservoir, dapat menjadi solusi jangka panjang untuk meminimalisir dampak lingkungan dari PLTA.
  3. Pemantauan dan Pelaporan: Pemantauan emisi metana dari PLTA harus dilakukan secara berkala dan transparan, serta menjadi bagian dari laporan nasional terkait mitigasi perubahan iklim.

Baca juga: Tantangan Lingkungan dan Ekonomi Indonesia: Sebuah Tinjauan Komprehensif

Kesimpulan

PLTA memang menawarkan keuntungan energi terbarukan, namun kita tidak boleh mengabaikan dampak emisi tersembunyi dan potensialnya terhadap keanekaragaman hayati. Pendekatan yang lebih holistik diperlukan untuk memastikan bahwa PLTA benar-benar berkontribusi positif terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia.

 

Referensi:

  1. BBC Future. (2024). How hydroelectric dams are a hidden source of carbon emissions. https://www.bbc.com/future/article/20240326-how-hydroelectric-dams-are-a-hidden-source-of-carbon-emissions
  2. ScienceDirect. (2024). Corporate climate reporting and its potential to decarbonize the economy. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214629624002950
  3. ScienceDirect. (2024). A conceptual framework for nature positive business strategies. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2590332224003282

Author

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *