Tantangan Lingkungan dan Ekonomi Indonesia: Sebuah Tinjauan Komprehensif

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, Indonesia memegang peranan penting dalam percaturan politik dan ekonomi global. Namun, negara ini juga dihadapkan pada tantangan besar dalam hal pelestarian lingkungan, khususnya terkait perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati. Artikel ini bertujuan untuk memberikan tinjauan mendalam mengenai tantangan-tantangan tersebut, dengan merujuk pada laporan-laporan terbaru dan analisis ilmiah yang relevan.

 

Perubahan Iklim: Dampak Global dengan Konsekuensi Lokal

Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, mulai dari kenaikan permukaan laut hingga peningkatan frekuensi bencana alam seperti banjir dan kebakaran hutan. Menurut laporan terbaru dari Climate Action Tracker (2024), meskipun Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, negara ini masih jauh dari jalur yang diperlukan untuk mencapai target Perjanjian Paris.

tantangan lingkungan dan ekonomi

Sumber foto: Climate Action Tracker

Sebagai contoh, emisi CO2 dari sektor energi Indonesia terus meningkat, terutama karena ketergantungan pada batu bara sebagai sumber energi utama. Pada tahun 2023, sekitar 60% listrik Indonesia masih dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara, menjadikan negara ini salah satu penghasil emisi karbon terbesar di Asia Tenggara. Komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi hingga 29% pada tahun 2030 atau hingga 41% dengan dukungan internasional sangat ambisius, namun implementasi kebijakan di lapangan masih menemui banyak kendala.

Bahkan, studi menunjukkan bahwa jika Indonesia tidak mempercepat transisi ke energi terbarukan, negara ini dapat menghadapi kerugian ekonomi yang signifikan. Sektor-sektor yang bergantung pada iklim, seperti pertanian dan perikanan, sangat rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem, yang pada akhirnya akan mengurangi produktivitas dan meningkatkan risiko ketidakstabilan pangan.

 

Kehilangan Keanekaragaman Hayati: Krisis yang Sering Terabaikan

Di luar perubahan iklim, Indonesia juga menghadapi krisis lain yang kurang mendapat perhatian, yaitu hilangnya keanekaragaman hayati. Hutan hujan tropis Indonesia adalah salah satu ekosistem dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Namun, deforestasi besar-besaran untuk kepentingan industri seperti kelapa sawit dan kayu telah menghancurkan habitat alami ribuan spesies, banyak di antaranya belum teridentifikasi dan berpotensi punah sebelum diketahui manfaatnya bagi manusia.

Menurut kerangka analitis baru yang dipublikasikan di Phys.org (2024), hilangnya keanekaragaman hayati bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah ekonomi dan sosial yang serius. Di Indonesia, penurunan populasi spesies kunci seperti harimau Sumatra dan orangutan Kalimantan merupakan indikator bahwa keseimbangan ekosistem sedang terganggu. Kehilangan ini berdampak langsung pada sektor ekonomi seperti pariwisata alam, yang menghasilkan miliaran dolar setiap tahunnya.

Lebih dari itu, deforestasi juga mengganggu fungsi ekosistem penting seperti penyerapan karbon dan pengaturan siklus air, yang pada akhirnya meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Di masa depan, jika laju deforestasi tidak dihentikan, Indonesia bisa kehilangan hingga 20% keanekaragaman hayatinya pada tahun 2050, yang tidak hanya mengancam lingkungan tetapi juga kesejahteraan manusia yang bergantung pada sumber daya alam.

 

Warisan Budaya dan Pembangunan Berkelanjutan: Sebuah Alternatif yang Menginspirasi

Di tengah berbagai tantangan ini, ada beberapa inisiatif yang menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi bisa berjalan beriringan. Salah satu contoh yang menarik adalah upaya Denica Riadini-Flesch, yang ditampilkan dalam film dokumenter “A Lineage of Craft” di platform WaterBear. Denica menggabungkan warisan budaya dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam bisnis kerajinan tangan, memberdayakan komunitas lokal sekaligus melindungi lingkungan.

Baca juga: Tren Energi di Negara G20

Pendekatan ini menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan kekayaan budaya dan tradisionalnya sebagai modal pembangunan yang berkelanjutan. Melalui produk-produk kerajinan yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi, komunitas-komunitas lokal dapat didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pelestarian lingkungan sambil meningkatkan taraf hidup mereka. Selain itu, model bisnis seperti ini juga berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak terbarukan, seperti kayu dan batu bara.

 

Kesimpulan

Indonesia berada pada titik kritis di mana keputusan yang diambil saat ini akan sangat menentukan masa depan bangsa ini. Menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, Indonesia perlu mengadopsi pendekatan yang lebih holistik dan berkelanjutan. Integrasi antara kebijakan lingkungan yang kuat, pelestarian budaya, dan pembangunan ekonomi berbasis komunitas lokal adalah kunci untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di era yang penuh tantangan ini.

Authors

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *