Tren Energi di Negara G20

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Salah satu temuan utama dalam laporan ini adalah dominasi energi terbarukan di negara-negara seperti Brazil dan Kanada, di mana masing-masing 89% dan 66% listrik berasal dari sumber terbarukan pada tahun 2023. Brazil memimpin berkat sumber daya hidroelectric yang kuat dan perkembangan pesat tenaga surya serta angin. Sementara itu, Kanada bergantung terutama pada tenaga air.

Jerman menonjol sebagai negara dengan proporsi tertinggi energi surya dan angin di G20. Dengan 39% dari total energinya berasal dari kedua sumber tersebut, negara ini terus mendorong transisi menuju dekarbonisasi. Sebaliknya, negara seperti Indonesia masih sangat bergantung pada sumber non-terbarukan, dengan 82% listriknya berasal dari bahan bakar fosil

Indonesia dan Tantangan Energi

Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, terutama batu bara, yang mendominasi sektor kelistrikan. Pada tahun 2023, hanya 18% dari listrik Indonesia yang berasal dari sumber energi terbarukan, seperti energi air, bioenergi, dan panas bumi. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mempercepat transisi energi.

Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) yang diperbarui berupaya meningkatkan kontribusi energi terbarukan menjadi 23% dari total bauran energi nasional pada tahun 2025. Salah satu kebijakan yang diandalkan adalah pengembangan pembangkit listrik tenaga surya yang lebih besar, serta pemanfaatan potensi energi panas bumi yang melimpah.

Namun, implementasi transisi energi ini menghadapi beberapa hambatan, termasuk infrastruktur yang kurang memadai dan ketergantungan ekonomi yang besar terhadap ekspor batu bara. Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batu Bara menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target net-zero emissions pada tahun 2060.

energi terbarukan

Sumber foto: Pixabay edit by Canva

Energi Terbarukan di G20: Tantangan dan Peluang

Beberapa negara G20 telah membuat kemajuan yang signifikan dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi tantangan tetap ada. China dan India, misalnya, terus bergantung pada batu bara untuk sebagian besar energi mereka, meskipun ada investasi besar dalam energi terbarukan. China berupaya mempercepat pembangunan fasilitas energi surya dan angin, sementara India menargetkan untuk mencapai 50% kapasitas listrik dari sumber terbarukan pada tahun 2030

Sementara itu, Afrika Selatan dan Rusia tetap sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Afrika Selatan menghasilkan 87% listriknya dari batu bara, sementara Rusia 83% dari gas alam dan batu bara. Kedua negara menghadapi kesulitan dalam transisi karena infrastruktur yang sudah sangat terintegrasi dengan bahan bakar fosil

Kesimpulan

Transisi energi di negara-negara G20 menghadirkan gambaran yang kompleks dan beragam. Sementara beberapa negara berhasil beralih ke energi terbarukan, banyak yang masih bergantung pada bahan bakar fosil. Bagi Indonesia, mencapai target energi terbarukan akan memerlukan upaya yang lebih besar dalam mempercepat pengembangan infrastruktur dan teknologi bersih, serta pengurangan ketergantungan pada ekspor bahan bakar fosil.

Sumber

  1. Visualizing How the G20 Generates Electricity. Visual Capitalist. Diakses dari (https://www.visualcapitalist.com/visualizing-how-the-g20-generates-electricity/).
  2. Ember Climate. Laporan Energi Tahunan 2023. Diakses dari (https://ember-climate.org).
  3. Pemerintah Indonesia. Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Author

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *