Sustainable Business Model-Innovation: Melampaui CSR

Mirekel – Integrasi kepentingan ekonomi bisnis dengan keberlanjutan merupakan hal yang mungkin diwujudkan namun sulit dilakukan. Saat ini, beberapa pelaku bisnis melakukan upaya agar aktivitas bisnisnya bisa berjalan beriringan dengan kepentingan sosial dan kelestarian lingkungan. Tidak jarang bahwa pelaku bisnis kehilangan esensi mementingkan aspek sosial dan lingkungan karena upaya integrasi keberlanjutan didasari pematuhan regulasi saja.

Lebih dari sebagai upaya pemenuhan peraturan, bisnis yang berkelanjutan dibutuhkan untuk menghadapi dinamika di masa yang akan datang. Seiring berjalannya waktu, isu sosial dan lingkungan akan semakin berkembang dan menantang. Diperlukan prinsip yang lebih tegas agar pelaku bisnis bisa berkontribusi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Baca Juga : Penilaian ESG: Berlomba-lomba dalam Keberlanjutan

Dari CSR hingga SBM-I

Kita sering mendengarkan istilah CSR (Corporate Social Responsibility). CSR merupakan upaya perusahaan untuk tidak melupakan masyarakat maupun lingkungan agar mendapatkan dampak positif dari kegiatan yang dilakukan. CSR bisa berupa berbagai program, seperti pemberdayaan masyarakat, pelestarian lingkungan, sumbangan, dan lain sebagainya. Namun, CSR sejatinya kurang menciptakan perubahan yang signifikan baik dalam hal daya saing perusahaan ataupun keuntungan sosial.

Sumber: Unsplash

Maka, lebih besar dari CSR, perusahaan bisa melakukan peningkatan yang lebih jauh, seperti meningkatkan kualitas proses bisnis secara menyeluruh. Namun lebih jauh lagi, perusahaan dapat bersikap reaktif terhadap perubahan hingga menganut Sustainable Business Model Innovation (SBM-I).

 Baca Juga : Menyongsong Society 5.0, Ekonomi Sirkular Tetap Ambil Peran

Pendekatan SBM-I yang Berkelanjutan

Konsep utama dari SBM-I diawali dengan menguji business model perusahaan yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan memperluas konteks business canvas yang dimiliki perusahaan. Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memetakan ekosistem pemangku kepentingan yang lebih luas serta isu-isu sosial dan lingkungan yang ada.

Akan dapat dilihat pemangku kepentingan yang memegang peranan paling signifikan dan pengaruhnya terhadap business model perusahaan. Memperluas pandangan isu sosial dan lingkungan dapat digunakan untuk melihat bagaimana isu-isu tersebut mempengaruhi kinerja perusahaan.

Lebih lanjut, perlu dilakukan prediksi perkembangan isu sosial dan lingkungan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan dapat menganalisis bagaimana pemangku kepentingan akan bertindak dan mempengaruhi perusahaan.  Perkembangan dampak isu juga bisa diperkirakan sehingga perusahaan bisa mempersiapkan diri dalam menghadapi masalah yang akan terjadi.

Sumber: BCG

Memperluas konteks business canvas juga dapat dilakukan dengan membayangkan perusahaan telah bertumbuh sekian kali lipat. Dengan begitu, dinamika yang akan dihadapi pun semakin besar. Dari bayangan-bayangan tersebut, dapat dipikirkan tentang inovasi apa yang bisa menjadi solusi permasalahan yang berkemungkinan dihadapi di masa yang akan datang.

Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan inovasi untuk business model yang lebih berketahanan. Hal ini karena sebelumnya konteks business canvas telah dikembangkan dan perusahaan bisa memperkirakan peluang ataupun risiko yang dihadapi. Peluang bisa diambil dan risiko bisa diminimalisir dengan inovasi yang baik.

Baca Juga : Indonesia Ikut Andil Dalam KTT Amerika-ASEAN, Apa Hasilnya?

Dinamika sosial dan lingkungan yang diperkirakan akan terjadi, selain dihindari risikonya, dapat dimanfaatkan pula keuntungan-keuntungannya untuk meningkatkan performa perusahaan. Di masa yang akan datang, perkembangan teknologi akan semakin pesat. Maka akan sangat membantu jika perusahaan bisa menciptakan inovasi berbasis pemanfaatan teknologi.

Langkah ketiga yaitu menciptakan ulang business model perusahaan. Peningkatan perlu dilakukan secara berkala, termasuk business model perusahaan. Hal ini didasari pada dinamika yang dihadapi oleh perusahaan yang berubah sepanjang waktu. Perusahaan akan semakin berketahanan.

Terakhir, perusahan harus menjadikan SBM-I mencakup keseluruhan perusahaan serta pihak-pihak yang berada dalam rantai pasok. Hal ini dapat dilakukan dengan memandataankan kerja sama dengan industri lain atau bahkan sektor lain. Penggunaan teknologi serta peningkatan kepemimpinan juga bisa meningkatkan manfaat SBM-I.  

Author

Similar Posts

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *