Life Cycle Assessment: Kunci Pembangunan Berkelanjutan

Setiap hal yang kita lakukan dalam hidup selalu menimbulkan dampak. Dampak tersebut bisa bersifat baik ataupun buruk. Hal ini juga berlaku pada proses yang dilakukan dalam industri, bisnis, konstruksi, ataupun proyek pembangunan lainnya. Setiap tahapan di dalamnya dapat menghasilkan luaran berupa barang atau jasa. Namun, luaran berupa by product, atau hal-hal yang tidak diinginkan, bisa juga dihasilkan.

 

Berkenalan dengan LCA

Evaluasi terhadap proses yang dilakukan dalam suatu sistem merupakan hal yang penting dilakukan. Dari proses-proses tersebut dapat dilihat apa saja yang dibutuhkan dan apa saja yang dihasilkan. Kebutuhan yang teridentifikasi memberikan gambaran tentang sumber daya yang harus tersedia untuk mendukung terjadinya suatu proses atau sistem secara keseluruhan. Hasil yang diketahui dapat menjelaskan asal dampak yang terjadi di sekitar sistem tersebut.

Life Cycle Assessment (LCA) merupakan analisis siklus hidup sebuah sistem secara menyeluruh. LCA dapat digunakan untuk menilai satu per satu proses dalam sebuah sistem, dari hulu ke hilir. LCA bertujuan untuk mengukur dampak lingkungan dari proses-proses tersebut. Dengan menilai hidup suatu barang atau jasa dengan LCA, kita bisa lebih dapat memahami aliran massa atau energi yang digunakan dan dilepaskan. Dapat ditemukan pula titik kritikal, yaitu proses yang memiliki dampak terbesar dibandingkan proses lainnya.

LCA banyak diterapkan terutama dalam sektor manufaktur. Sektor ini menunjukkan komponen-komponen yang bisa dinilai secara fisik dengan jelas dalam LCA. Dalam bidang ini, objek yang dinilai adalah siklus hidup barang yang dihasilkan. Hal ini mencakup proses ekstraksi bahan baku, desain, produksi, transportasi, konsumsi, hingga pembuangan.

Sumber: Life Cycle Assessment (LCA) explained – PRé Sustainability (pre-sustainability.com)

 

Menerapkan LCA Dapat Dilakukan Secara Bertahap

Melaksanakan LCA ternyata harus didasari langkah-langkah sistematis. Secara umum, terdapat 4 langka yang bisa ditempuh untuk melaksanakan LCA.

 

  1.   Pendefinisian tujuan dan batasan

Langkah pertama berupa pendefinisian tujuan dan batasan asesmen. Hal ini akan menjadikan penilaian lebih konsisten dan efektif. Tidak akan ada penilaian terhadap aspek lain di luar objek yang sudah ditentukan. Metode asesmen juga ditentukan dalam tahap ini. Batasan yang didefinisikan juga termasuk batasan waktu. Semua batasan menggambarkan tujuan dari asesmen.

 

  1.   Analisis inventori

Analisis inventori berarti bahwa semua input dan output dalam proses menghasilkan barang atau jasa diidentifikasi. Hal ini dapat berupa bahan, sumber daya manusia yang dibutuhkan, energi yang digunakan, emisi yang dikeluarkan, atau limbah yang dihasilkan. Input dan output ini akan diamati dengan menggunakan neraca massa ataupun neraca energi. Seharusnya, input dan output yang terdapat pada objek yang diamati memiliki nilai yang sama.

 

  1.   Penilaian dampak

Setelah kedua langkah sebelumnya dilaksanakan, penilaian dampak berbasis LCA pun dapat dilakukan. Dampak-dampak dari objek yang diamati dapat diperhitungkan dengan klasifikasi, karakterisasi, normalisasi, serta valuasi. Klasifikasi berarti bahwa semua dampak diklasifikasikan berdasarkan parameter tertentu. Biasanya, klasifikasi didasari pada masalah yang ditimbulkan oleh dampak.

Dalam proses karakterisasi, dampak dikuantifikasi relatif terhadap sesuatu. Misalnya, dampak dari suatu proses terhadap pemanasan global relatif terhadap emisi karbon dioksida. Normalisasi berarti bahwa dampak dinormalisasi sehubungan dengan total emisi selama periode tertentu. Valuasi mengandung makna bahwa setiap dampak diberi bobot yang menunjukkan kepentingan relatifnya.

 

  1.   Interpretasi

Hasil asesmen yang dikeluarkan bergantung pada keperluan LCA. Hasil dapat berupa nilai tunggal yang menggambarkan seberapa berkelanjutan barang atau jasa yang dihasilkan. Hasil juga bisa dilihat dari aspek tertentu, seperti seberapa banyak emisi yang dihasilkan. Hasil juga didasari pada audiens yang akan membaca hasil tersebut.

Interpretasi hasil LCA memiliki kriteria yang menentukan apakah kesimpulan yang dihasilkan sudah substansial. Hal ini diatur dalam ISO 14044. Pada tahap ini dapat ditentukan dampak utama dari suatu proses ataupun proses apa yang paling memberikan dampak lingkungan terbesar. Lebih lanjut, dihasilkan strategi untuk mencegah dampak buruk untuk terjadi di kemudian hari. hasil interpretasi juga menjadi pertimbangan desain produk atau proses di masa yang akan datang.

 

 Baca Juga : Energi dan Covid-19: Bagaimanakah Hubungan Antara Keduanya? 

 

LCA Banyak Diimplementasikan dalam Penyelesaian Masalah Lingkungan

Penilaian suatu sistem dengan LCA menawarkan beberapa manfaat. Secara internal, LCA dapat memberikan berbagai keuntungan kepada perusahaan. LCA memungkinkan adanya peningkatan kualitas proses. Hal ini karena desain proses mempertimbangkan segala hal.

Dari segi input, sebisa mungkin kebutuhan yang dibutuhkan berjumlah secukup mungkin. Hal ini akan menghindari kelebihan sumber daya yang berdampak pada produksi luaran yang tidak diinginkan. Dalam produksi barang, tidak adanya penilaian yang tepat menyebabkan dihasilkannya sisa material yang tidak terpakai. Dalam konteks produk berupa jasa, penggunaan dana akan menjadi boros akibat tidak digunakannya sumber daya manusia atau alat yang mendukung produksi jasa.

Dalam konteks proses mengolah input, dengan LCA kita bisa mengetahui apakah proses yang dilakukan sudah efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari luaran yang dihasilkan, baik berupa produk ataupun byproduct. Produk bersih harus bisa dihasilkan sebanyak mungkin. Di waktu yang sama, by product yang dikeluarkan harus seminimal mungkin.

Dari segi eksternal, LCA berdampak positif terhadap pemasaran produk. Hal ini karena produk yang dihasilkan lebih bersifat berkelanjutan. LCA dapat menjadikan perusahaan lebih patuh terhadap peraturan lingkungan. Hal ini karena hasil LCA dapat diejawantahkan sebagai strategi pengurangan polusi dan limbah serta pengolahannya. Oleh karena konsep ramah lingkungan semakin banyak disadari masyarakat, produk dengan dasar LCA akan menarik perhatian yang lebih dari konsumen.

Pemerintah juga bisa melakukan LCA. Nantinya, hasil penilaian akan menjadi dasar pembentukan suatu kebijakan. Terlebih saat ini negara-negara sedang berlomba-lomba untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Bagi pihak-pihak lain, seperti LSM, LCA juga menjadi dasar bagi mereka untuk melakukan suatu gerakan perubahan. Di sisi lain, advokasi juga dapat berdasarkan LCA yang sudah terlaksana.

 

Sumber:

Golsteijn. (2020). Life Cycle Assessment (LCA) explained – PRé Sustainability (pre-sustainability.com)

Riawati, Lely. PowerPoint Presentation (ub.ac.id)

Author

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *