Berbeda Wilayah, Berbeda Sektor, Berbeda Pula Dinamika ESG
Mirekel.id – Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai dinamika di bidang ESG (Environmental, Social, and Governance) merupakan hal yang lumrah dihadapi oleh perusahaan. Risiko dan peluang ESG akan terus datang menghampiri. Namun, apa yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan akan berbeda satu sama lain. Hal ini karena sektor dan wilayah tempat perusahaan itu tidak sama.
Memahami posisi perusahaan dalam konteks sektor dan lokasi merupakan hal yang penting. Hal ini agar perusahaan bisa memetakan risiko dan peluang ESG yang akan dihadapinya. Lebih lanjut, perencanaan solusi yang bisa dilakukan juga disesuaikan dengan profil perusahaan. Pemetaan risiko ESG berdasarkan sektor dan wilayah tempat perusahaan berada salah satunya dilakukan oleh S&P Global Ratings.
Baca Juga : Menghadapi Risiko ESG dengan Kalkulasi dan Analisis
Atlas Risiko ESG
S&P Global merupakan perusahaan yang bergerak dalam dunia pasar dengan berbagai produk yang ditawarkan, seperti penilaian kredit dan solusi rekayasa. Terdapat pula layanan S&P Global yaitu Evaluasi ESG. Pada Evaluasi ESG, S&P Global Ratings menciptakan ESG Risk Atlas yang merupakan visualisasi risiko ESG dalam konteks sektor dan lokasi.
Atlas ini terdiri atas risiko yang bersifat sektoral dan risiko yang berdasarkan wilayah. Risiko sektoral menunjukkan eksposur lingkungan dan sosial dari berbagai sektor bisnis. Hal ini menjadikan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor tertentu bisa melihat eksposur risiko ESG yang dihadapinya dibandingkan dengan sektor lain.
Baca Juga : Keanekaragaman Hayati Selaras dengan Keberlanjutan
Selanjutnya terdapat pula pemetaan risiko berdasarkan wilayah tempat perusahaan berada. Risiko yang dipetakan ini didasari oleh beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah standar tata kelola perusahaan yang berada di negara tempat perusahaan berlokasi. Selain itu, aspek regulasi dan bencana alam juga menjadi pertimbangan penilaian eksposur risiko ESG. Penilaian menggunakan skala 1 – 6, dengan semakin tinggi nilai maka semakin tinggi eksposur risiko ESG yang dirasakan.
Sumber: spglobal.com
Evaluasi ESG = Profil + Kesiapan Perusahaan
Penilaian ESG melihat profil risiko dan peluang ESG perusahaan serta kesiapan mereka dalam menghadapi risiko dan peluang tersebut. Profil perusahaan digambarkan dengan eksposur risiko dan peluang dalam bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola pada perusahaan.
Pada bidang lingkungan, beberapa hal yang dianalisis mencakup isu gas rumah kaca, limbah dan polusi, penggunaan air, serta pemanfaatan lahan. Dari sisi sosial, risiko difokuskan terhadap ketenagakerjaan dan keberagaman, manajemen keselamatan, pelibatan pelanggan, serta hal-hal tentang masyarakat. Risiko dalam bidang tata kelola juga diperhitungkan. Hal ini meliputi struktur perusahaan, kode dan nilai, transparansi serta pelaporan, hingga risiko siber.
Baca Juga : Dua Tahun Terhenti, Car Free Day Jakarta Kembali Diadakan
Pada aspek kesiapan, akan ada kategori mencakup Best in Class, Adequate, Emerging, dan Low. Kategori-kategori ini menunjukkan seberapa baik kesiapan perusahaan menghadapi kondisi profil risiko ESG mereka. Kesiapan mencakup beberapa hal. Yang pertama yaitu kesadaran (awareness) perusahaan akan risiko dan peluang yang datang. Kesadaran yang tinggi merupakan aspek penting dalam memiliki kesiapan yang kuat.
Selanjutnya dilihat pula penilaian (assessment) perusahaan akan berbagai potensi dampak yang akan dihadapi. Setelah itu, aspek action plan juga diamati. Bagaimana perencanaan untuk mengelola, mengurangi, atau memanfaatkan risiko dan peluang yang telah diidentifikasi merupakan hal yang penting dalam hal ini.
Hal lain yang mempengaruhi kualitas kesiapan adalah proses pengambilan keputusan. Bagaimana perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor ESG dalam keseharian seharusnya dapat dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai perusahaan pun tidak lupa harus mengkonsiderasi aspek ESG.
Sumber: spglobal.com
Maka, untuk dapat memperoleh nilai evaluasi ESG yang tinggi, perusahaan harus memiliki aspek kesiapan yang kuat. Hal ini dipengaruhi oleh kesadaran perusahaan, penilaian, rencana aksi, proses pengambilan keputusan, serta budaya perusahaan. Selain itu, dengan kesiapan yang matang, perusahaan akan bisa lebih berkelanjutan dan mampu berkiprah dalam waktu yang lama.
One Comment