Harga LPG Naik: Coba Memasak dengan Bahan Bakar LFG

Kabar tentang naiknya harga LPG (Liquefied Petroleum Gas) non subsidi cukup mencengangkan warga Indonesia. Pada kondisi normal, harga LPG non subsidi adalah sebesar Rp11.500 untuk setiap kilogramnya. Harga ini kemudian naik pada Desember 2021. Namun kini, harga LPG kembali naik hingga Rp15.500 per kg.

Kenaikan harga LPG ini bukan tanpa alasan. Konflik antara Rusia dan Ukraina ternyata menimbulkan imbas pada perdagangan global salah satu komoditas energi ini. Hal ini karena Rusia merupakan salah satu eksportir gas terbesar di dunia. Konflik yang terjadi mengurangi aktivitas ekspor yang dilakukan oleh Rusia sehingga harga gas pun semakin tinggi.

Kenaikan harga yang terjadi memang hanya untuk LPG non subsidi. Namun, bagaimana jika pemerintah tidak lagi sanggup menambal peningkatan harga yang cukup tajam ini untuk pelanggan LPG bersubsidi? Memasak menggunakan kompor listrik belum menjadi pilihan. Selain karena sumber energi listrik Indonesia notabene masih berupa batu bara, kompor listrik terlalu mahal bagi mayoritas orang. Memasak dengan kayu bakar pun bukan opsi karena ketidakpraktisannya serta asap yang dihasilkan. Lantas, apa yang seharusnya warga Indonesia lakukan?

 

Memasak Tanpa LPG pun Bisa

Mayoritas sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia adalah sampah organik. Sampah jenis ini merupakan sampah yang mampu diuraikan secara biologis oleh mikroorganisme. Meskipun dapat terurai, sampah organik yang tidak dikelola dengan tepat akan merugikan manusia. Sampah organik mampu mengeluarkan gas metana yang memiliki daya potensi pemanasan global lebih dari 20 kali lipat karbon dioksida.

 Baca Juga : Konflik Rusia dan Ukraina: Pasar Sektor Energi Terancam

Kini, terdapat suatu inovasi yaitu waste to energy. Seperti istilah yang digunakan, sampah akan dijadikan sumber daya energi. Salah satu bentuk kegiatan waste to energy adalah dengan memanen gas metana dari sampah landfill atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Gas metana akan digunakan untuk menjadi bahan bakar memasak. Gas ini disebut dengan LFG (Landfill Gas). LFG dapat menjadi alternatif memasak yang lebih ramah lingkungan.

Sumber: Photo by Mumtahina Tanni from Pexels

Mengenal LFG Lebih Jauh

LFG merupakan gas metana yang dihasilkan oleh sampah yang ditimbun di TPA. Gas metana merupakan jenis gas rumah kaca terbanyak yang dihasilkan oleh sektor persampahan. Untuk mengurangi potensi pemanasan global gas metana, TPA biasanya memiliki teknologi flaring (pembakaran) untuk menjadikan metana menjadi karbon dioksida. Namun, untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sektor persampahan, gas metana dijadikan sebagai LFG yang siap dikelola.

LFG dapat menjadi bahan bakar PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Beberapa tempat pengolahan sampah di Indonesia yang memanfaatkan LFG sebagai bahan bakar PLTSa yaitu TPA Supit Urang di Kota Malang dan TPST Bantar Gebang di Kota Bekasi. Inovasi ini merupakan salah satu alternatif energi terbarukan yang dapat menggantikan batu bara.

Selain itu, LFG dapat menjadi pengganti gas LPG untuk digunakan memasak. Memasak menggunakan LFG tidak menghasilkan emisi karbon seperti LPG. Hal ini berarti bahwa emisi gas rumah kaca dari kegiatan memasak akan berkurang. Risiko untuk terpapar polusi udara dalam rumah juga lebih kecil. Dilihat dari proses ekstraksi gas LFG, sumber daya yang dibutuhkan lebih sedikit, bahkan LFG dihasilkan dari sampah yang sudah tidak digunakan lagi.

 Baca Juga : Hari Perempuan Sedunia: Menilik Posisi Perempuan dalam SDGs

Indonesia Harus Segera Melepas Ketergantungan LPG

Indonesia bertekad untuk memanfaatkan LFG untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor persampahan. Pada tahun 2030, Indonesia menargetkan reduksi emisi sebesar 10%, berkali-kali lipat dibandingkan target tahun 2010 yaitu 0,65%. Per tahun 2018, pengurangan emisi oleh pemanfaatan LFG di Indonesia adalah sebesar 91,92 ton CO2e.

Target-target tersebut rasanya kurang ambisius. Namun, pemanfaatan LFG ini memang membutuhkan banyak upaya untuk dapat mengimplementasikannya dengan optimal. Harapannya, hasil yang bisa dicapai oleh usaha yang dilakukan dapat melampaui target yang telah ditetapkan.

 

Sumber:

CNBC. (2022). Harga LPG Naik, Jangan Kaget ya Bund Segini Harganya di Agen! (cnbcindonesia.com)

Kementerian LHK. Buku_TPA_ISBN_ok_Final.pdf (menlhk.go.id)

Kementerian LHK. (2019). lapigrkmrv2019.pdf (menlhk.go.id)

 

 

 

 

Author

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *