Langit Bersih, Masa Depan Cerah: Inovasi Pesawat Ramah Lingkungan di Indonesia

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Industri penerbangan global terus berupaya mengurangi dampak lingkungan akibat emisi karbon dan polusi udara. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan lalu lintas udara yang padat, mulai mengambil langkah signifikan dalam menghadirkan inovasi ramah lingkungan di sektor penerbangan. Salah satu terobosan terbaru adalah pengembangan bengkel perawatan pesawat yang mengadopsi teknologi hijau, bertujuan untuk menciptakan sistem penerbangan yang lebih berkelanjutan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim, berbagai maskapai dan industri terkait berlomba-lomba menerapkan teknologi ramah lingkungan, mulai dari penggunaan bahan bakar alternatif hingga optimalisasi sistem perawatan pesawat agar lebih efisien dan minim limbah. Kehadiran bengkel pesawat ramah lingkungan di Indonesia menjadi langkah penting dalam mendukung inisiatif global untuk menciptakan langit yang lebih bersih dan masa depan yang lebih hijau.
Sumber foto: chatgpt
Diagram di atas menunjukkan berbagai data terkait emisi karbon dalam sektor penerbangan di Indonesia serta proyeksi peningkatannya di masa depan.
(1) Kontribusi penerbangan terhadap emisi karbon nasional mencapai 2,4%.
(2) Bandara Soekarno-Hatta mencatat emisi CO₂ sebesar 1,64 juta ton, NO₂ sebesar 7.495,5 ton, dan SO₂ sebesar 405 ton akibat konsumsi bahan bakar.
(3) Proyeksi tahun 2030 menunjukkan bahwa emisi CO₂ akan meningkat 2,27 kali lipat dibandingkan tahun 2012, sementara emisi NOx naik 1,68 kali lipat.
Bengkel pesawat ramah lingkungan di Indonesia menerapkan berbagai inovasi teknologi untuk mengurangi dampak lingkungan dari perawatan dan perbaikan pesawat. Berikut beberapa inovasi utama yang diterapkan.
1. Penggunaan Material Ramah Lingkungan
Sumber foto: ECOS Environmental
Cat pesawat yang digunakan mengandung Volatile Organic Compounds (VOC) rendah, yang dapat mengurangi polusi udara saat proses pengecatan. Selain itu, metode pencucian dry wash mulai diterapkan, yang memungkinkan pesawat dibersihkan tanpa menggunakan air berlebihan, sehingga menghemat sumber daya air secara signifikan.
2. Efisiensi Energi dalam Operasional
Sumber foto: DestinAsian Indonesia
Dalam hal efisiensi energi, bengkel ini mengoptimalkan penggunaan pencahayaan LED yang lebih hemat daya dibandingkan lampu konvensional. Selain itu, sistem pendingin udara dengan teknologi efisiensi tinggi digunakan untuk mengurangi konsumsi listrik tanpa mengorbankan kenyamanan pekerja. Beberapa bagian fasilitas juga sudah memanfaatkan energi terbarukan seperti panel surya sebagai sumber listrik tambahan.
3. Digitalisasi dan Otomasi untuk Pengurangan Limbah Kertas
Sumber foto: STTKD
Transformasi digital juga dilakukan melalui digitalisasi dan otomasi untuk mengurangi penggunaan kertas dalam operasional bengkel. Seluruh proses pencatatan dan dokumentasi perawatan pesawat dilakukan dengan sistem berbasis cloud, sehingga lebih efisien dan ramah lingkungan. Tidak hanya itu, sensor otomatis diterapkan dalam pengelolaan air dan listrik guna memastikan penggunaannya lebih hemat dan tepat sasaran.
4. Penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dalam Uji Coba Mesin
Sumber foto: Auris BioEnergy
Salah satu inovasi yang semakin berkembang di industri penerbangan adalah penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dalam uji coba mesin pesawat. SAF yang berasal dari sumber terbarukan seperti minyak nabati, limbah organik, dan biomassa ini mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan dibandingkan bahan bakar fosil konvensional. Dengan penerapan SAF di bengkel ini, proses pengujian mesin pesawat menjadi lebih ramah lingkungan.
Baca juga: Bagaimana Teknologi AI Dapat Mendukung Pengurangan Emisi Karbon
5. Implementasi Teknologi Ramah Lingkungan untuk Perawatan Pesawat
Sumber foto: detik com
Bengkel ini juga mengadopsi berbagai teknologi ramah lingkungan dalam perawatan pesawat. Salah satunya adalah laser coating removal, yakni teknologi yang memungkinkan penghapusan lapisan cat tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya. Selain itu, metode 3D printing mulai dimanfaatkan dalam pembuatan suku cadang, yang tidak hanya lebih presisi tetapi juga mengurangi limbah produksi. Penggunaan robot dalam proses pembersihan dan pengecatan juga menjadi langkah inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi kerja sekaligus mengurangi kesalahan manusia yang berpotensi menimbulkan pemborosan bahan.
Kesimpulan
Di Indonesia, inovasi pesawat ramah lingkungan semakin berkembang, ditandai dengan munculnya bengkel perawatan pesawat yang mengadopsi teknologi hijau untuk mengurangi emisi karbon dan polusi udara. Inovasi ini mencakup penggunaan material dan teknologi yang lebih ramah lingkungan, seperti cat rendah VOC, metode pencucian dry wash, pencahayaan LED, dan sistem pendingin udara efisien. Digitalisasi dan otomasi juga diterapkan untuk mengurangi limbah kertas. Selain itu, penggunaan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dalam uji coba mesin menjadi salah satu langkah penting, dengan SAF mampu mengurangi emisi karbon secara signifikan dibandingkan bahan bakar fosil. Teknologi laser coating removal dan 3D printing juga diimplementasikan dalam perawatan pesawat untuk mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan limbah produksi. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia turut berkontribusi dalam menciptakan langit yang lebih bersih dan masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan
Referensi
esgnow.republika.co.id. (2024, Januari 31). Seberapa Besar Emisi Karbon Penerbangan? Ini Kata Peneliti BRIN.
finance.detik.com. (2024). RI Punya Bengkel Pesawat Ramah Lingkungan, di Sini Lokasinya.
hubud.kemenhub.go.id. (2024). Indonesia Dukung Program ICAO Turunkan Emisi CO2 dari Sektor Penerbangan.