Mengenal Lebih Dekat: Proses Terbentuknya Energi Panas Bumi

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Energi panas bumi, atau geothermal energy, adalah energi yang berasal dari panas yang terperangkap di dalam bumi. Proses terbentuknya energi ini melibatkan beberapa mekanisme geologis yang kompleks. Panas bumi berasal dari inti bumi yang sangat panas, dengan suhu diperkirakan antara 4.400 hingga 6.000 °C. Sumber utama panas ini adalah peluruhan radioaktif unsur-unsur seperti uranium dan thorium yang terdapat di dalam bumi. Proses ini menghasilkan energi yang secara perlahan mengalir ke permukaan melalui konduksi.

Di daerah-daerah tertentu, terutama di sekitar batas lempeng tektonik, aktivitas geologis seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi berperan penting dalam pembentukan reservoir panas. Di Indonesia, misalnya, interaksi antara lempeng Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia menciptakan banyak zona subduksi yang menghasilkan energi panas bumi. Indonesia memiliki potensi energi geothermal yang sangat besar, diperkirakan mencapai sekitar 28.508 megawatt (MWe), menjadikannya sebagai negara dengan potensi geothermal terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Meskipun demikian, pemanfaatan saat ini baru mencapai sekitar 2.130,7 MW, atau sekitar 7% dari total potensi yang ada.

Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah memanfaatkan teknologi SIG untuk meningkatkan efisiensi eksplorasi dan pengembangan lapangan geothermal. Dengan menggunakan peta geospasial, PGE dapat menganalisis lokasi-lokasi potensial untuk pengeboran sumur dan memastikan operasi yang lebih efisien. Pemerintah Indonesia menargetkan pengembangan kapasitas geothermal hingga 7.000 MW pada tahun 2025 sebagai bagian dari upaya mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23%. Roadmap pengembangan geothermal menunjukkan harapan untuk mencapai total kapasitas 8 GW pada tahun 2030.

Berikut beberapa manfaat lingkungan dari penggunaan energi panas bumi, serta sifat-sifatnya yang terbarukan, bersih, dan stabil dibandingkan dengan sumber energi fosil.

1. Sumber Energi Terbarukan

Sumber foto : DBS Bank

Energi panas bumi merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari panas yang dihasilkan oleh inti bumi. Panas ini secara alami diproduksi dan tidak akan habis dalam jangka waktu yang lama, menjadikannya sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan bahan bakar fosil yang terbatas dan tidak dapat diperbaharui.

2. Ramah Lingkungan

Sumber foto : PGN LNG

Salah satu keunggulan terbesar dari energi panas bumi adalah bahwa penggunaannya tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polutan lainnya yang merusak lingkungan. Berbeda dengan pembakaran bahan bakar fosil, yang menghasilkan karbon dioksida dan polutan berbahaya, energi panas bumi membantu mengurangi jejak karbon dan dampak negatif terhadap perubahan iklim.

3. Stabilitas Pasokan Energi

Sumber foto : stabilitas id

Energi panas bumi dapat diandalkan sebagai sumber energi baseload yang stabil. Ini berarti bahwa ia dapat menyediakan pasokan energi secara konsisten tanpa dipengaruhi oleh fluktuasi cuaca, seperti pada sumber energi terbarukan lainnya seperti solar atau angin. Ketersediaan energi panas bumi sepanjang waktu menjadikannya solusi yang ideal untuk memenuhi kebutuhan energi dalam jangka panjang

Di Indonesia, terdapat beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah beroperasi dan berkontribusi signifikan terhadap penyediaan energi. Berikut adalah contoh-contoh PLTP yang sudah beroperasi

1. PLTP Kamojang

Sumber foto : CNN Indonesia

PLTP Kamojang adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Indonesia yang mulai beroperasi pada tahun 1983. Terletak di daerah Kamojang, Garut, Jawa Barat, PLTP ini menjadi pionir dalam pengembangan energi geothermal di tanah air. Dengan kapasitas total sebesar 235 MW, PLTP Kamojang menggunakan teknologi single-flash dan dry steam, yang memungkinkan efisiensi tinggi dalam konversi energi panas menjadi listrik. PLTP Kamojang memainkan peran penting dalam penyediaan energi listrik bagi wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Pembangkit ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi terbarukan tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, berkontribusi pada upaya pengurangan emisi karbon dioksida.

2. **SEML (Supreme Energy Muara Laboh)**

Sumber foto : Ekonomi-Bisnis com

Merupakan salah satu proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang berlokasi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Proyek ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mengembangkan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Pengembangan PLTP Muara Laboh dimulai dengan studi pendahuluan pada tahun 2008, diikuti oleh penandatanganan perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dengan PT PLN pada tahun 2012. PLTP ini mulai beroperasi secara komersial pada 16 Desember 2019, setelah melalui serangkaian eksplorasi dan pengembangan yang panjang. PLTP Muara Laboh tidak hanya berkontribusi pada penyediaan listrik tetapi juga memberikan dampak sosial positif, seperti menciptakan sekitar 1.200 lapangan pekerjaan selama masa konstruksi dan mendukung pengembangan usaha lokal.

3. **SERD (Supreme Energy Rantau Dedap)**

Sumber foto : Supreme Energy

Supreme Energy Rantau Dedap adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang terletak di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Proyek ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk memanfaatkan potensi energi geothermal yang melimpah dan berkontribusi terhadap penyediaan energi terbarukan. Proyek ini direncanakan memiliki total kapasitas 220 MW, yang akan dikembangkan dalam dua tahap yaitu Kapasitas 86 MW, yang telah mulai beroperasi pada akhir 2021 sedangkan Kapasitas tambahan 134 MW, yang ditargetkan untuk mulai beroperasi pada tahun 2025. Proyek ini dimulai dengan eksplorasi geothermal yang mencakup pengeboran enam sumur eksplorasi dan studi kelayakan. Setelah mencapai financial close pada Maret 2018, pembangunan tahap pertama dimulai, dan konstruksi akses jalan sepanjang ±42 km juga telah dilakukan.

4. PLTP Sarulla

Sumber foto : Sarulla Operation

PLTP Sarulla adalah salah satu proyek geothermal terbesar di Indonesia dengan kapasitas mencapai 330 MW. Beroperasi di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, PLTP ini menggunakan sistem binary yang memungkinkan pemanfaatan suhu rendah dari sumber panas bumi. Dengan teknologi binary, PLTP Sarulla dapat menghasilkan listrik dengan efisiensi tinggi sambil meminimalkan dampak lingkungan. Sistem ini memungkinkan penggunaan air pendingin untuk menghasilkan uap tanpa mengeluarkan emisi gas rumah kaca secara signifikan.

Kesimpulan

Energi panas bumi berasal dari panas yang terperangkap di dalam bumi, khususnya dari inti bumi yang memiliki suhu sangat tinggi. Proses ini melibatkan mekanisme geologis yang kompleks, termasuk peluruhan radioaktif unsur-unsur di dalam bumi dan aktivitas geologis di sekitar batas lempeng tektonik. Indonesia memiliki potensi energi geothermal yang sangat besar, diperkirakan mencapai sekitar 28.508 megawatt (MWe), menjadikannya sebagai negara dengan potensi geothermal terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Meskipun demikian, pemanfaatan saat ini masih rendah, hanya mencapai sekitar 7% dari total potensi tersebut. Pemerintah Indonesia menargetkan pengembangan kapasitas geothermal hingga 7.000 MW pada tahun 2025 sebagai bagian dari upaya mencapai bauran energi terbarukan. Penggunaan energi panas bumi memiliki sejumlah keunggulan, termasuk sifatnya yang terbarukan dan ramah lingkungan. Energi ini tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan dapat diandalkan sebagai sumber energi baseload yang stabil.

Referensi

esdm.go.id. (2024). PLTP Co-Generation Jadi Salah Satu Upaya Optimalisasi Kapasitas PLTP.

id.wikipedia.org. (2024). Daftar Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia.

theconversation.com. (2019). Energi Geothermal di Indonesia: Potensi, Pemanfaatan, dan Rencana ke Depan.

Supreme-energy.com. PT Supreme Energy Muara Laboh.

Supreme-energy.com. PT Supreme Energy Rantau Dedap.

Author

Siti Nurhaliza
View all posts