COP29 di Baku: Mendorong Aksi Global dan Tantangan untuk Indonesia
PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Baku, 11 November 2024 – Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-29 atau COP29 dibuka hari ini di Baku, Azerbaijan. Pertemuan ini kembali mempertemukan delegasi dari seluruh dunia untuk mencari solusi konkret dalam menghadapi ancaman perubahan iklim global. Menyusul pertemuan COP28 di Dubai yang telah menetapkan langkah besar dalam transisi energi terbarukan, COP29 kali ini diharapkan melahirkan komitmen lebih jelas dalam pengurangan emisi dan pendanaan untuk negara-negara yang rentan terhadap perubahan iklim.
Fokus Utama COP29
Sumber foto: The Conversation
Pertemuan COP29 tidak hanya memperkuat target iklim nasional yang dikenal sebagai Nationally Determined Contributions (NDC), tetapi juga mengeksplorasi strategi baru untuk percepatan aksi iklim. Salah satu agenda paling menonjol adalah pengembangan Dana Kerugian dan Kerusakan (Loss and Damage Fund), sebuah inisiatif yang bertujuan mendukung negara-negara terdampak dalam mengatasi dampak iklim yang merugikan. Dana ini dirancang agar dapat diakses dengan mudah dan cepat tanpa hambatan birokrasi, sebuah langkah yang diharapkan dapat memberikan bantuan tepat waktu kepada negara-negara yang mengalami bencana terkait iklim, seperti banjir atau kekeringan ekstrem.
Selain itu, COP29 juga membahas pentingnya Global Goal on Adaptation (GGA) yang bertujuan untuk memandu adaptasi terhadap perubahan iklim dengan indikator kemajuan yang lebih jelas dan terukur. Diskusi mengenai Pasal 6 Perjanjian Paris juga kembali diangkat, di mana negara-negara mencoba menyepakati mekanisme pasar karbon internasional yang adil, yang memungkinkan negara berkembang untuk berpartisipasi dalam perdagangan karbon dengan standar global.
Implikasi bagi Indonesia
Sumber foto: Euronews
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, memiliki kepentingan besar dalam hasil dari COP29 ini. Dengan komitmen untuk mengurangi emisi hingga 31,89% dengan upaya sendiri dan hingga 43,20% dengan dukungan internasional pada 2030, Indonesia diharapkan mampu mengoptimalkan Dana Kerugian dan Kerusakan yang dibahas di Baku untuk mendukung adaptasi di wilayah-wilayah yang paling terdampak, terutama di daerah pesisir yang menghadapi risiko kenaikan permukaan air laut.
Dalam konteks strategi jangka panjang, Indonesia juga dihadapkan pada tantangan besar dalam mencapai target netral karbon pada tahun 2060. COP29 memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan komitmennya dalam transisi energi dengan memperluas investasi pada energi terbarukan, yang sekaligus dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang selama ini mendominasi. Selain itu, keterlibatan Indonesia dalam pembahasan Pasal 6 dapat membantu negara ini untuk mengembangkan pasar karbon domestik yang terintegrasi secara internasional, yang tidak hanya mendukung pengurangan emisi domestik tetapi juga memberikan manfaat ekonomi.
Komitmen Finansial Global
Sumber foto: Amartha.com
Salah satu sorotan lain dari COP29 adalah pencapaian negara-negara maju yang pada tahun ini berhasil mencapai target kontribusi tahunan sebesar $100 miliar untuk mendukung negara-negara berkembang dalam menghadapi perubahan iklim. Dukungan finansial ini diharapkan akan berperan penting bagi negara seperti Indonesia, yang membutuhkan sumber daya besar untuk melaksanakan berbagai program adaptasi dan mitigasi.
Menurut data terkini, Indonesia menunjukkan kemajuan dalam pengurangan laju deforestasi pada tahun 2023, yang menjadi komponen penting dalam rencana penurunan emisi di sektor kehutanan. Namun, untuk mencapai target ambisius yang ditetapkan, dukungan internasional masih sangat dibutuhkan, baik dalam bentuk dana maupun teknologi.
Prospek Pasca COP29
Sumber foto: Finance Detik – detik.com
Dengan berbagai agenda besar yang sedang dibahas, COP29 di Baku memberikan momentum penting bagi negara-negara untuk memperkuat komitmen mereka dalam mengatasi perubahan iklim. Indonesia, khususnya, dihadapkan pada kebutuhan untuk segera mengimplementasikan langkah-langkah strategis dalam transisi energi dan menguatkan infrastruktur adaptasi. Tantangan global yang kompleks ini menuntut respons kolektif dan koordinasi lintas negara, yang akan terus menjadi topik penting dalam beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Revolusi Teknologi Digital untuk Keberlanjutan Lingkungan
Sebagai negara berkembang yang berada di garis depan perubahan iklim, Indonesia diharapkan tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai aktor aktif dalam mewujudkan aksi iklim yang berkelanjutan. Dengan pemanfaatan dana global dan peningkatan kolaborasi internasional, Indonesia berpeluang besar untuk menjadi contoh bagi negara-negara kepulauan lainnya dalam menghadapi ancaman perubahan iklim dengan komitmen yang kuat dan tindakan nyata.
Referensi
- UN Climate Change Conference COP29, UNFCCC, 2024.
- COP29 – House of Commons Library, 2024.
- International Institute for Sustainable Development – COP29 Expectations, 2024.