LANGKAH STRATEGIS DEKARBONISASI MENUJU EMISI NOL BERSIH PADA 2050

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Dekarbonisasi adalah pengurangan atau penghilangan emisi karbon dioksida (CO2) dan gas rumah kaca (GRK) lainnya dari atmosfer. Untuk mencegah suhu global meningkat lebih dari 1,5 °C di atas tingkat pra industri, banyak negara berkomitmen untuk mencapai emisi GRK nol bersih pada tahun 2050. Ini berarti bahwa jumlah gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer harus seimbang dengan jumlah yang dihilangkan. Menteri Perindustrian Indonesia optimis bahwa target emisi nol bersih dapat dicapai pada tahun 2050, sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional 2060. Upaya ini didukung oleh penurunan emisi GRK yang signifikan melalui penggantian sumber energi dan penerapan teknologi efisien.

Dekarbonisasi tidak hanya memberikan manfaat lingkungan tetapi juga ekonomi. Dengan berinvestasi dalam teknologi hijau dan praktik berkelanjutan, perusahaan dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar global yang semakin mengutamakan keberlanjutan. Produk yang dihasilkan dengan jejak karbon rendah cenderung lebih diminati, terutama di pasar internasional yang mulai menerapkan kebijakan seperti penyesuaian batas karbon. Pemerintah juga berperan penting dalam mendukung dekarbonisasi sektor industri melalui kebijakan dan regulasi yang mendukung. Dengan adanya kerangka regulasi yang jelas dan dukungan dari pemerintah, industri akan lebih termotivasi untuk melakukan transisi menuju praktik yang lebih berkelanjutan.

Dekarbonisasi Emisi Nol Bersih

Sumber foto: tirto id

Dari grafik ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar emisi global berasal dari beberapa negara industri besar. Meskipun banyak negara lain juga berkontribusi, namun pengaruh China, Amerika Serikat, dan India terhadap perubahan iklim sangat signifikan.

Adapun langkah- langkah strategis menuju emisi nol bersih, sebagai berikut.

1. Pengurangan Emisi

Dekarbonisasi Emisi Nol Bersih

Sumber foto: detik com

Untuk mencapai pengurangan ini, transisi ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidro menjadi sangat penting. Sumber-sumber energi ini tidak hanya lebih bersih tetapi juga berkelanjutan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menjadi penyebab utama emisi karbon. Selain itu, implementasi kebijakan yang mendukung penggunaan energi terbarukan, seperti insentif pajak dan subsidi untuk teknologi hijau, juga dapat mempercepat transisi ini.

2. Elektrifikasi

Dekarbonisasi Emisi Nol Bersih

Sumber foto: CNN Indonesia

Elektrifikasi merupakan proses penggantian teknologi berbasis bahan bakar fosil dengan teknologi yang menggunakan listrik sebagai sumber energi bersih. Ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pemanasan dan pendinginan bangunan hingga transportasi dan proses manufaktur. Dengan beralih ke sistem pemanas dan pendingin berbasis listrik yang menggunakan energi terbarukan, emisi dari sektor ini dapat dikurangi secara signifikan.

3. Kolaborasi Rantai Pasokan

Sumber foto: solum id

Kolaborasi di sepanjang rantai pasokan adalah kunci untuk mempercepat dekarbonisasi. Ini melibatkan kerja sama antara perusahaan dengan pemasok dan pelanggan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasikan praktik-praktik yang lebih berkelanjutan. Misalnya, perusahaan dapat bekerja sama dengan pemasok untuk mengurangi emisi dalam proses produksi bahan baku atau mengadopsi praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan.

4. Teknologi Penangkapan Karbon

Sumber foto: digination id

Teknologi penangkapan karbon (CCS) dan Direct Air Capture (DAC) adalah inovasi penting dalam upaya dekarbonisasi. CCS melibatkan penangkapan emisi CO2 dari sumber-sumber industri sebelum dilepaskan ke atmosfer dan kemudian menyimpannya di bawah tanah atau memanfaatkannya untuk keperluan lain. Sementara itu, DAC bekerja dengan cara menyedot CO2 langsung dari udara menggunakan teknologi khusus. Kedua teknologi ini memiliki potensi besar untuk mengurangi konsentrasi CO2 di atmosfer dan membantu mencapai target emisi nol bersih.

5. Penetapan Target

Sumber foto: kublik leadership

Organisasi dan pemerintah perlu berkomitmen secara terbuka untuk mencapai target-target tersebut, seperti penggunaan 100% energi terbarukan pada tahun tertentu atau pengurangan emisi sebesar persentase tertentu dalam jangka waktu tertentu. Penetapan target tidak hanya memberikan arah bagi upaya dekarbonisasi tetapi juga meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaporan kemajuan.

Kesimpulan

Kolaborasi di sepanjang rantai pasokan menjadi kunci untuk mempercepat proses dekarbonisasi, dengan melibatkan semua pemangku kepentingan dalam identifikasi dan penerapan praktik berkelanjutan. Selain itu, teknologi penangkapan karbon, seperti Carbon Capture and Storage (CCS) dan Direct Air Capture (DAC), menawarkan solusi inovatif untuk menangkap emisi sebelum mencapai atmosfer, sehingga membantu menurunkan konsentrasi CO2 di udara. Penetapan target yang jelas dan ambisius juga sangat penting, karena hal ini memberikan arah yang pasti bagi upaya dekarbonisasi serta meningkatkan akuntabilitas dalam pelaporan kemajuan.

Dengan dukungan kebijakan yang konsisten dari pemerintah dan komitmen dari sektor industri, pencapaian target emisi nol bersih pada tahun 2050 bukan hanya sebuah harapan, tetapi menjadi suatu kemungkinan yang realistis. Dalam konteks ini, dekarbonisasi tidak hanya berfungsi sebagai respons terhadap perubahan iklim, tetapi juga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan peningkatan daya saing di pasar global yang semakin mengutamakan keberlanjutan.

Referensi

antaranews.com. (2023). Menperin optimistis target emisi nol sektor industri tercapai 2050.

ibm.com. Apa Itu Dekarbonisasi?

Author

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *