Harga Minyak Dunia Melejit, Harga Pertamax Pun Naik

Lagi-lagi, masyarakat Indonesia dihadapkan dengan kenaikan harga salah satu komoditas energi. Pada tanggal 1 April 2022, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga Pertamax. Masyarakat berharap ini hanyalah salah satu perayaan April Mop, namun sayangnya bukan. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Non Subsidi ini benar-benar terjadi.

Baca Juga : Earth Hour: Mengurangi Emisi dengan Mematikan Lampu 1 Jam 

 Mengapa Harga BBM Bisa Naik?

Saat ini, harga minyak mentah secara global mencapai nilai yang tinggi, yaitu sekitar USD 100 untuk setiap barelnya. Kenaikan harga minyak yang signifikan sudah mulai terjadi sejak awal pandemi Covid-19. Produsen-produsen minyak terbesar di dunia, seperti Saudi Arabia dan Rusia, terpaksa memotong kapasitas produksi akibat pandemi. Hal ini menjadikan komoditas minyak mentah di perdagangan dunia semakin terbatas sehingga memicu kenaikan harga.

Covid-19 juga menyebabkan dinamika pada harga minyak.  Covid-19 menjadikan masyarakat dunia tidak banyak bermobilisasi akibat lockdown ataupun pembatasan sosial. Hal ini menjadikan permintaan minyak semakin sedikit. Semakin rendahnya permintaan suatu komoditas, maka semakin rendah harga komoditas tersebut.

Faktor terbesar yang menyebabkan naiknya harga minyak mentah akhir-akhir ini adalah isu geopolitik yang memanas antara Rusia dengan Ukraina. Rusia yang merupakan salah satu produsen terbesar minyak mentah mendapatkan sanksi dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Impor minyak dari Rusia dilarang. Bank-bank pun membatasi transaksi yang dilakukan oleh Rusia, termasuk dalam hal perdagangan minyak.

Perusahaan-perusahaan bahan bakar besar juga menghentikan perjanjiannya dengan Rusia. Hal ini menjadikan harga minyak mentah tidak stabil dan bahkan mengalami kenaikan secara signifikan di waktu tertentu.

Sumber: https://pertamina.com

Pemerintah Tidak Mampu Menanggung Subsidi BBM yang Terlalu Tinggi

Pemerintah dan Pertamina selama ini menahan diri agar tidak membebankan masyarakat dalam menanggung naiknya harga minyak mentah global. Upaya-upaya seperti peningkatan efisiensi proses sudah dilakukan agar biaya proses tersebut dialokasikan dalam menambal harga minyak mentah global yang tinggi. Namun, pada akhirnya, kenaikan BBM dalam negeri tidak dapat terelakkan.

Naiknya harga BBM dilakukan untuk memastikan layanan Pertamina tetap bisa diselenggarakan sebagaimana mestinya. Kenaikan harga BBM diupayakan tetap melihat kemampuan ekonomi masyarakat. Penyesuaian harga pun dilakukan oleh Pertamina. Kenaikan harga BBM dinaikkan sebesar 17% hanya untuk BBM non subsidi. 14% kenaikan harga diterapkan pada Pertamax dan sisanya untuk Pertamax Turbo, Dexlite, serta Pertamina Dex.

Sebelumnya, penjualan Pertamax berada di kisaran harga Rp9.000 per liter. Per tanggal 1 April 2022, harga naik menjadi sekitar Rp12.500 untuk setiap liternya. Selisih harga ini tetap terasa oleh masyarakat pengguna BBM Non Subsidi. Namun, kenaikan harga ini masih terbilang lebih rendah dari nilai keekonomiannya.

Pemerintah berharap masyarakat dapat memahami dinamika pasar global yang sedang terjadi saat ini. Hoaks-hoaks diharapkan tidak disebarluaskan oleh masyarakat sehingga memicu kesalahpahaman. Kasus-kasus seperti penimbunan BBM juga tidak seharusnya terjadi di situasi genting seperti sekarang ini.

Baca Juga : Mengapa Lingkungan Perlu Dipertimbangkan dalam Perekonomian?

Sumber:

Pertamina. (2022) Pertimbangkan Daya Beli Masyarakat, Harga Pertalite Tetap dan Harga Pertamax Disesuaikan Jauh Di Bawah Harga Keekonomian | Pertamina

Tepper, T. (2022). Why Is The Price Of Oil Rising? – Forbes Advisor

Author

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *