Inovasi Teknologi Batubara Sebagai Transformasi Menuju Energi Bersih dan Berkelanjutan

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Inovasi dalam teknologi batubara menjadi kunci untuk mengurangi dampak lingkungan sambil tetap memenuhi permintaan energi global. Inovasi teknologi batubara bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pembakaran dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembangkit listrik berbasis batubara. Di Indonesia, pemerintah telah menunjukkan komitmen untuk mengembangkan teknologi bersih melalui berbagai inisiatif dan kebijakan. Melalui penerapan teknologi boiler ultra-supercritical pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan dukungan terhadap proyek-proyek penelitian dan pengembangan, Indonesia berupaya memastikan bahwa penggunaan batubara dapat dilakukan secara berkelanjutan.
Selain itu, kolaborasi dengan negara-negara lain yang telah berhasil menerapkan teknologi ini juga menjadi langkah strategis untuk mempercepat adopsi inovasi di dalam negeri. Namun, tantangan tetap ada dalam implementasi teknologi ini. Keterbatasan investasi, kebutuhan akan infrastruktur yang memadai, serta perlunya pelatihan bagi tenaga kerja menjadi beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan teknologi bersih batubara.
Sumber foto: data.goodstats.id
Antara tahun 2013 hingga 2020, grafik ini menunjukkan tren peningkatan yang signifikan pada nilai yang diukur, terutama pada tahun 2018. Setelah mengalami peningkatan yang cukup tajam pada tahun 2018, nilai tersebut cenderung menurun sedikit pada tahun-tahun berikutnya. Indonesia telah melakukan reformasi sektor pertambangan yang mengarah pada pengurangan jumlah izin tambang batubara dan peningkatan kontrol pemerintah atas kegiatan pertambangan. Hal ini dapat berdampak pada nilai sumber daya dan cadangan batubara di Indonesia.
Baca juga: LANGKAH STRATEGIS DEKARBONISASI MENUJU EMISI NOL BERSIH PADA 2050
Inovasi teknologi batubara yang menjanjikan untuk mengurangi emisi karbon mencakup beberapa metode dan sistem yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi penggunaan batubara serta meminimalkan dampak lingkungan. Berikut adalah beberapa inovasi utama yang dapat diimplementasikan antara lain.
1. High Efficiency Low Emission (HELE)
Sumber foto: future coal
Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi pembakaran batubara melalui siklus uap superkritis dan ultra-superkritis. Dengan cara ini, pembangkit listrik dapat menghasilkan lebih banyak energi dengan emisi yang lebih rendah. HELE dapat mengurangi emisi CO2 secara signifikan dibandingkan dengan pembangkit listrik berbasis batubara konvensional, menjadikannya salah satu solusi paling efektif dalam transisi menuju energi bersih.
2. Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS)
Sumber foto: Clean Energy Ministerial
Sistem ini menangkap emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari proses pembakaran batubara sebelum dilepaskan ke atmosfer. Setelah ditangkap, CO2 dapat disimpan secara geologis atau digunakan kembali dalam proses industri, sehingga tidak hanya mengurangi emisi tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru. CCUS merupakan komponen penting dalam strategi untuk mencapai target pengurangan emisi global.
3. Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC)
Sumber foto: ctc-n.org
Teknologi ini mengubah batubara menjadi gas sebelum digunakan untuk menghasilkan listrik. Proses gasifikasi meningkatkan efisiensi dan memungkinkan pemisahan polutan seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida lebih efektif. IGCC dapat mencapai efisiensi tinggi dan mengurangi emisi SO2 dan NOx secara signifikan, menjadikannya pilihan yang menarik untuk pembangkit listrik berbasis batubara.
4. Gasifikasi Batubara
Sumber foto: Solar Industri
Proses ini mengubah batubara dari bentuk padat menjadi gas (syngas) yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi atau bahan baku kimia lainnya, seperti Dimethyl Ether (DME) dan Synthetic Natural Gas (SNG). Gasifikasi juga memungkinkan pemisahan polutan sebelum dibakar, sehingga mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan batubara.
Kesimpulan
Pengembangan teknologi ini sangat penting dalam menghadapi tantangan lingkungan dan kebutuhan energi global yang terus meningkat. Dengan memanfaatkan teknologi seperti High Efficiency Low Emission (HELE), Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), dan Integrated Gasification Combined Cycle (IGCC), Indonesia dapat meningkatkan efisiensi penggunaan batubara sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca. Komitmen pemerintah untuk menerapkan teknologi bersih dan kolaborasi dengan negara lain menjadi langkah strategis dalam mempercepat adopsi inovasi ini. Meskipun terdapat tantangan seperti keterbatasan investasi dan kebutuhan infrastruktur, dukungan dari sektor swasta dan kebijakan yang mendukung akan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan teknologi bersih batubara. Dengan demikian, inovasi dalam teknologi batubara bukan hanya sekedar solusi untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini, tetapi juga merupakan bagian integral dari upaya global untuk mencapai keberlanjutan lingkungan di masa depan.
Referensi
esdm.go.id. (2022). Inovasi Teknologi Pemanfaatan Batubara Dukung Tercapainya Transisi Energi.
Sugiyono, A. (2000). Prospek Penggunaan Teknologi Bersih untuk pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara di Indonesia. Gas, 137, 2.
pertamina.com. (2018). Clean Coal Technology : Inovasi Baru Kurangi Emisi Karbon.