ESIA (Environmental and Social Impact Assessment) 101
Mirekel.id – Dalam memenuhi kebutuhan manusia, proyek-proyek pembangunan digalakkan. Proyek-proyek ini berpotensi memberikan dampak kepada lingkungan dan masyarakat. Untuk memastikan bahwa proyek yang dilakukan bisa memenuhi kebutuhan manusia tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan dan keadilan sosial, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap dampak proyek.
Salah satu metode yang bisa dilakukan untuk menilai dampak dari suatu proyek adalah dengan ESIA (Environmental and Social Impact Assessment). Istilah ESIA secara eksplisit mengandung arti penilaian terhadap dampak lingkungan dan sosial. Penilaian ini diperuntukkan bagi proyek yang sedang direncanakan untuk dilakukan.
Baca Juga : Berbeda Wilayah, Berbeda Sektor, Berbeda Pula Dinamika ESG
Mengapa ESIA Penting?
ESIA sejatinya lebih dari penilaian dampak saja. Dalam prosesnya, kondisi lingkungan baik alam ataupun sosial eksisting akan dapat dipahami lebih dalam dengan melakukan ESIA. Pengetahuan akan kondisi ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan proyek.
ESIA akan mengidentifikasi dampak positif ataupun negatif dari implementasi kegiatan proyek. Dampak-dampak yang teridentifikasi nantinya akan ditindaklanjuti dengan tindakan yang sesuai. ESIA juga menjadi syarat agar proyek bisa berjalan dengan legal di beberapa negara. Menyelenggarakan ESIA merupakan upaya untuk memastikan bahwa desain, implementasi, operasi, dan decommissioning proyek dilakukan dengan benar. Hal ini berarti dampak buruk yang ditimbulkan bisa diminimalisir dan keuntungan bisa dimaksimalkan.
Sumber: Unsplash
Tahapan Dilakukannya ESIA
Untuk mengawali proses ESIA, deskripsi proyek yang jelas harus dijabarkan terlebih dahulu. Hal ini mencakup beberapa poin, yaitu tujuan dilakukannya proyek, batasan, lokasi, dan keterangan mengenai proses persiapan serta konstruksi. Selain itu, dijelaskan pula mengenai desain proyek serta sumber daya manusia yang akan dilibatkan. Rencana penutupan proyek juga tidak lupa untuk dijelaskan.
Setelah pendefinisian proyek, dilakukan proses screening. Proses screening dilakukan untuk menentukan apakah proyek benar-benar memerlukan ESIA. Lebih lanjut, akan dapat dianalisis tingkatan ESIA seperti apa yang dibutuhkan. Proses ini ditentukan dengan kebijakan regional yang berlaku. Ada beberapa klasifikasi proyek berdasarkan IFC (International Finance Corporation).
Baca Juga : Keanekaragaman Hayati Selaras dengan Keberlanjutan
Kategori A memiliki pengertian yaitu proyek yang dapat menghasilkan dampak buruk terhadap lingkungan secara signifikan. Dampak yang ditimbulkan bisa bersifat irreversible, mengenai komunitas rentan, ataupun cakupannya luas. Kategori kedua yaitu kategori B, yaitu proyek dengan dampak yang hampir sama dengan kategori A. Perbedaan kategori B adalah dampak bersifat lebih spesifik terhadap satu daerah tertentu dan aksi mitigasi lebih mudah didesain. Kategori C diperuntukkan kepada proyek yang dampaknya minimal atau tidak ada sama sekali.
Scoping adalah proses yang selanjutnya dilakukan. proses ini bertujuan untuk mengelompokkan dampak yang dianggap sebagai dampak yang penting dan bisa diabaikan. Proses ini juga membatasi pengkajian ESIA seperti apa yang akan dilakukan, bisa dalam hal waktu ataupun spasial. Akan ditentukan pula metode analisis seperti apa yang akan dilakukan untuk menilai dampak yang sudah dikelompokkan.
Setelah scoping, akan ada proses pengkajian dasar. Hal ini dilakukan untuk membangun pemahaman mengenai lingkungan eksisting dan bagaimana penanganan dampak akibat proyek. Pengkajian mencakup aspek fisik lingkungan, biologis, serta sosio-ekonomi masyarakat. Selanjutnya akan dilakukan pelaporan mengenai kajian mendasar. Hal ini bertujuan agar para pemangku kepentingan bisa melihat dan memberikan komentar terhadap kajian awal tersebut.
Baca Juga : PPKM Turun Level 1, Kapasitas WFO Dan Supermarket Boleh 100%
Penilaian akan dampak dari proyek harus ditinjau secara komprehensif. Proses mulai dari konstruksi, operasi, hingga decommissioning, harus dianalisis dengan tepat. Dampak-dampak yang teridentifikasi akan dinilai berdasarkan pengaruh yang dihasilkan. Penilaian mencakup besar pengaruh, lama dampak, skala, serta probabilitas terjadinya dampak. Diperhitungkan pula signifikansi dampak dengan mengalikan probabilitas dengan penjumlahan nilai besar dampak, durasi, serta skala. Akan dihasilkan signifikansi dampak berdasarkan nilai yang dihasilkan.
Sumber: Unsplash
Terakhir, dengan dilakukannya ESIA, solusi dari berbagai dampak yang teridentifikasi bisa direncanakan. Pelaksanannya pun bisa dilakukan berdasarkan prioritas yang ditentukan dari besar nilai yang telah dihitung. Dengan begitu, proyek pembangunan bisa dilakukan dengan dampak yang minimal.
2 Comments