Peran CCUS Dalam Mendukung Transisi Energi Bersih di ASEAN
PT Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Teknologi CCUS adalah teknologi yang dapat menangkap, memanfaatkan dan menyimpan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh aktivitas manusia, terutama sektor energi. Teknologi ini dianggap sebagai salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memerangi perubahan iklim.
Mengapa CCUS Penting bagi Transisi Energi Bersih di Asia Tenggara?
Sumber : Adobe Stock
Di Asia Tenggara, sektor energi masih didominasi oleh bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak dan gas alam. Meskipun ada upaya untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin dan hidro, kebutuhan energi di kawasan ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi. Menurut laporan Google, Temasek, Bain & Company, ekonomi digital Asia Tenggara juga berkontribusi terhadap emisi karbon yang diproyeksi mencapai sekitar 20 juta ton CO2 setara pada tahun 2030.
Baca Juga : PLTA sebagai Energi Hijau, Apakah Benar-benar ‘Hijau’?
Manfaat CCUS dalam Mengurangi Emisi di Sektor Energi di Asia Tenggara
Oleh karena itu, teknologi CCUS dapat membantu transisi energi bersih di Asia Tenggara dengan cara:
– Menangkap CO2 dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan industri berat, seperti semen, baja dan kimia, dan mengirimkannya ke tempat penyimpanan yang aman, seperti formasi geologis atau laut dalam. Hal ini dapat mengurangi emisi CO2 hingga 90% dari sumber-sumber tersebut dan mencegah dampak negatifnya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan demikian, teknologi CCUS dapat meningkatkan kualitas udara, mengurangi polusi dan penyakit pernapasan, serta melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati.
– Memanfaatkan CO2 yang ditangkap untuk tujuan ekonomis, seperti produksi bahan bakar sintetis, pupuk, plastik atau bahan bangunan. Hal ini dapat menciptakan nilai tambah dari limbah CO2 dan mendukung industri-industri hijau yang ramah lingkungan. Dengan demikian, teknologi CCUS dapat meningkatkan kemandirian energi, mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil, serta menciptakan lapangan kerja dan pendapatan baru.
– Menyimpan CO2 secara permanen atau jangka panjang di bawah tanah atau di bawah laut, sehingga tidak masuk ke atmosfer dan menyebabkan pemanasan global. Hal ini dapat membantu mencapai target penurunan emisi global yang ditetapkan oleh Perjanjian Paris dan Konferensi Perubahan Iklim PBB. Dengan demikian, teknologi CCUS dapat berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim, penyesuaian dengan dampaknya, serta pembangunan rendah karbon.
Baca Juga : Mendorong Kesadaran ESG Pada UKM di Indonesia
Tantangan dan Peluang dalam Penerapan Teknologi CCUS di Asia Tenggara
Sumber : Adobe Stock
Teknologi CCUS memiliki potensi besar untuk mendukung transisi energi bersih di Asia Tenggara, tetapi juga menghadapi tantangan dan hambatan, seperti biaya tinggi, kurangnya insentif kebijakan, risiko lingkungan dan sosial, serta keterbatasan infrastruktur dan kapasitas. Untuk itu, diperlukan kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil dan lembaga internasional untuk mempromosikan pengembangan dan penerapan teknologi CCUS di kawasan ini.