Mengapa Aspek Sosial (S) Jadi Sorotan Utama dalam Indeks ESG Tahun 2025?

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Di tengah meningkatnya kesadaran terhadap keberlanjutan, konsep Environmental, Social, and Governance (ESG) semakin menjadi pedoman penting bagi dunia bisnis dan investasi. Namun, memasuki tahun 2025, perhatian global mulai beralih: aspek sosial (S) kini menempati posisi sentral dalam evaluasi kinerja ESG.
Perubahan ini bukan tanpa alasan. Dunia bisnis menyadari bahwa keberlanjutan sejati tak bisa hanya diukur dari emisi rendah atau tata kelola yang baik, tapi juga dari cara perusahaan memperlakukan manusia—baik karyawan, komunitas, maupun masyarakat yang terdampak oleh aktivitas bisnis.
Mengapa “S” Jadi Fokus Utama?
Sumber: equity quotient
Aspek sosial dalam ESG mencakup berbagai dimensi yang erat dengan kemanusiaan dan keadilan sosial, seperti:
- Kesejahteraan tenaga kerja (upah layak, keselamatan kerja, keseimbangan hidup).
- Tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
- Kesetaraan, keberagaman, dan inklusi di lingkungan kerja.
- Keterlibatan komunitas dalam pengambilan keputusan.
Ketika dunia menghadapi ketimpangan ekonomi, krisis sosial, dan tantangan kerja pascapandemi, perusahaan yang menunjukkan empati sosial dan keadilan akan lebih dihargai—baik oleh konsumen, karyawan, maupun investor.
Tren Global: Sosial Sebagai Ukuran Reputasi dan Ketahanan
Sumber: coupa
Beberapa tren global menunjukkan peningkatan perhatian terhadap aspek sosial:
- Pasca-pandemi, perusahaan dinilai dari bagaimana mereka mendukung karyawan dan masyarakat saat krisis.
- Tekanan investor institusional (seperti BlackRock dan MSCI) untuk mengungkapkan metrik sosial secara transparan.
- Konsumen generasi muda (Gen Z dan milenial) semakin memilih brand yang menunjukkan empati sosial dan keadilan.
- Peraturan baru di Eropa dan Asia mendorong pelaporan sosial yang lebih ketat—termasuk hak tenaga kerja dan kesetaraan gender.
Dengan tren ini, perusahaan yang gagal memperhatikan aspek sosial berisiko kehilangan kepercayaan pasar, reputasi, bahkan peluang investasi.
Baca Juga : IISF 2025: Momentum Kolaborasi Global Menuju Indonesia Berkelanjutan
Praktik Terbaik di Indonesia
Sumber: Pratama Institute
Di Indonesia, penerapan aspek sosial ESG mulai mendapat perhatian nyata. Beberapa contoh praktik baik antara lain:
- Program kesejahteraan pekerja dan pelatihan keterampilan di sektor manufaktur.
- Kolaborasi dengan komunitas lokal untuk proyek keberlanjutan dan pengentasan kemiskinan.
- Inisiatif kesetaraan gender dan inklusi difabel di lingkungan kerja.
- Transparansi rantai pasok untuk memastikan praktik kerja yang adil dan bebas eksploitasi.
Langkah-langkah ini bukan hanya memenuhi tuntutan ESG, tapi juga memperkuat resiliensi sosial dan reputasi jangka panjang perusahaan.
Implikasi bagi Investor dan Pelaku Bisnis
Sumber: kontrak hukum
Bagi investor, meningkatnya bobot aspek sosial dalam indeks ESG berarti perlunya analisis lebih mendalam terhadap faktor manusia di balik laporan keuangan. Sementara bagi pelaku bisnis, ini jadi momentum untuk:
- Menyusun strategi keberlanjutan yang berpusat pada manusia.
- Memastikan hubungan industrial yang adil dan etis.
- Meningkatkan transparansi sosial dalam laporan tahunan.
Dengan begitu, perusahaan tak hanya memenuhi kewajiban, tetapi juga membangun kepercayaan publik dan loyalitas pemangku kepentingan.
Kesimpulan
Aspek sosial (S) kini menjadi poros utama ESG 2025 — bukan sekadar pelengkap. Ketika kesejahteraan pekerja, tanggung jawab sosial, dan keadilan komunitas menjadi bagian dari strategi bisnis, maka keberlanjutan tak lagi bersifat simbolis, melainkan berakar pada manusia dan empati. ESG bukan hanya laporan kinerja lingkungan dan tata kelola, melainkan komitmen moral perusahaan terhadap sesama dan masa depan bersama.
Referensi
World Economic Forum (2024). The Rising Importance of the “S” in ESG: How Social Factors Drive Long-Term Value.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia (2024). Pedoman Penerapan Keuangan Berkelanjutan dan ESG di Indonesia.
MSCI ESG Ratings (2024). The Shifting Weight of Social Factors in ESG Scoring.
Kementerian BUMN RI (2023). Laporan Penerapan ESG dan SDGs di BUMN.
Harvard Business Review (2023). Why Social Responsibility Is the Key to Sustainable Growth.
UN Global Compact (2023). The Social Dimension of Sustainability: Human Rights, Labor, and Community Engagement.
OECD (2022). Corporate Due Diligence and Responsible Business Conduct Guidelines.