Apa Itu Green Enabling Supergrid? Inovasi PT PLN (Persero) untuk Transisi Energi Nasional

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Dalam rangka menjawab tantangan perubahan iklim dan kebutuhan listrik yang terus meningkat, Indonesia menghadirkan sebuah terobosan strategis di sektor kelistrikan yakni Green Enabling Supergrid (GESG). Inisiatif ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan bagian integral dari transformasi energi nasional menuju sistem yang bersih, efisien, dan terhubung — di mana peran PLN menjadi kunci. Indonesia memiliki kekayaan sumber daya Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sangat besar — mulai dari tenaga surya, angin, air, hingga panas bumi — namun potensi tersebut tersebar secara geografis di berbagai pulau. Di satu sisi, pusat permintaan listrik utama justru berada di wilayah Jawa, Madura, Bali. Ketimpangan “lokasi sumber” dan “lokasi beban” ini menjadi hambatan besar untuk pemanfaatan EBT secara optimal.

Sebagai contoh, sebuah kajian mencatat bahwa potensi besar PLTA di Kalimantan belum terserap karena beban permintaan berada jauh di Jawa. Sementara itu, pemerintah menetapkan target peningkatan bauran EBT yang signifikan — dari sekitar 20 % tahun 2024 menuju kisaran 80 %-lebih di 2060. Maka, diperlukan solusi struktural: jaringan listrik yang mampu “menghubungkan” sumber ke beban, antarpulau maupun dalam satu pulau.

Konsep Green Enabling Supergrid oleh PLN

Green Enabling Supergrid

Sumber: listrik indonesia

PLN menyebutkan bahwa GESG akan menjadi kerangka besar untuk mengatasi mismatch tersebut. Program ini tertuang dalam rencana bisnis kelistrikan nasional (RUPTL) 2025-2034 yang digaungkan PLN sebagai bagian dari strategi menuju net-zero emisi.

Beberapa poin pokok dari konsep ini antara lain:

  • Pembangunan jaringan transmisi panjang: PLN menargetkan hingga sekitar 48.000 km sirkuit baru transmisi hingga 2034.
  • Interkoneksi antar daerah dan antar pulau: antara lain Sumatra–Jawa, Kalimantan–Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara.
  • Teknologi yang lebih canggih: seperti transmisi HVDC (High Voltage Direct Current), backbone 500 kV/275 kV, smart grid, digital substations.
  • Peran PLN sebagai “enabler” — artinya jaringan transmisi didanai/state-backed untuk membantu pembangkit EBT di wilayah terpencil agar produknya bisa tersalurkan tanpa beban biaya transmisi yang terlalu besar bagi pengembang.

Manfaat Strategis Green Enabling Supergrid

Green Enabling Supergrid

Sumber: venaenergy

Adanya jaringan supergrid hijau ini menghadirkan sejumlah manfaat penting:

1.Pemanfaatan Sumber EBT yang Tersebar

Dengan transmisi antarpulau, pembangkit EBT di wilayah dengan potensi melimpah — namun permintaan rendah — bisa menyalurkan listrik ke pusat beban yang lebih besar. Hal ini meningkatkan utilisasi EBT nasional.

2. Peningkatan Keandalan Sistem dan Efisiensi

Dengan jaringan yang lebih terhubung, sistem kelistrikan menjadi lebih stabil dan efisien — kehilangan daya (loss) bisa ditekan, biaya pokok pembangkitan (BPP) bisa turun.

3. Menunjang Transisi Energi dan Target Emisi

Karena memungkinkan EBT lebih besar dan mengurangi ketergantungan pada pembangkit fosil, supergrid adalah salah satu tulang punggung menuju target — pemerintah menyebut bahwa interkoneksi antar pulau sangat vital untuk mencapai NZE.

4. Mendorong Investasi dan Ekosistem Energi

PLN mendorong kolaborasi dengan mitra swasta dan internasional, sehingga supergrid menjadi katalis untuk industri kelistrikan yang lebih terbuka dan berkelanjutan.

Tantangan yang Harus Dihadapi

Green Enabling Supergrid

Sumber: hitachienergy

Meski potensinya besar, realisasi supergrid juga menghadapi sejumlah tantangan:

  • Biaya besar investasi. Satu laporan menyebut bahwa transisi yang mencakup supergrid mungkin memerlukan pembiayaan hingga US $235 miliar hingga 2040.
  • Kerumitan teknis, regulasi, dan lingkungan. Pembangunan jaringan antar pulau maupun teknologi HVDC menuntut izin yang rumit, kajian lingkungan, dan kerja sama multi-pihak.
  • Skala waktu yang panjang dan koordinasi lintas wilayah. Realisasi interkoneksi membutuhkan waktu bertahun-tahun — misalnya, untuk interkoneksi Sumatra–Jawa didorong mulai 2033-2034 menurut Kementerian ESDM.
  • Kebijakan dan tarif yang mendukung agar pembangkit EBT dan transmisi dapat beroperasi ekonomis. PLN menegaskan pentingnya model pembiayaan dan kolaborasi agar proyek bisa eksis.

Bagaimana PLN Mengimplementasikannya?

Green Enabling Supergrid

Sumber: en.tempo

PLN telah memasukkan proyek ini dalam RUPTL 2025-2034, memetakan langkah selanjutnya dengan beberapa tahapan:

  • Sekitar 47.758 km jaringan transmisi baru akan dibangun sebagai bagian dari supergrid.
  • Program ARED (Accelerated Renewable Energy Development) melalui PLN menyatakan bahwa 75 % dari kapasitas pembangkit baru akan berbasis EBT, dan supergrid akan menjadi sarana distribusinya.
  • PLN juga memperluas kerja sama internasional — misalnya melalui keikutsertaan dalam inisiatif ASEAN Power Grid yang menghubungkan jaringan listrik antarnegara Asia Tenggara.
  • Teknologi smart grid, distribusi digital, serta substasi dan meteran pintar juga akan dipasang untuk mendukung supergrid agar fleksibel dalam menghadapi pembangkit terbarukan yang variatif.

Baca Juga : Mengapa Aspek Sosial (S) Jadi Sorotan Utama dalam Indeks ESG Tahun 2025?

Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Green Enabling Supergrid

Sumber: sciencedirect

Dengan keberhasilan supergrid, dampaknya bisa terasa hingga ke level masyarakat dan ekonomi daerah:

  • Daerah-terpencil yang memiliki potensi EBT dapat dimanfaatkan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Sebagai contoh, PLN menyampaikan bahwa pembangunan jaringan dan pembangkit EBT di daerah bukan hanya soal listrik, tetapi juga soal pembangunan ekonomi lokal.
  • Konsumen akan mendapatkan listrik yang lebih andal dan kemungkinan tarif yang lebih wajar bila infrastruktur menjadi lebih efisien.
  • Lingkungan akan terbantu karena pemakaian EBT akan naik dan emisi karbon akan turun — berkontribusi pada target nasional untuk mencapai nol emisi (Net Zero) di tahun 2060.

Kesimpulan

Inisiatif Green Enabling Supergrid oleh PLN bukan sekadar wacana, melainkan strategi nyata untuk menghadapi tantangan besar transisi energi nasional. Dengan menghubungkan sumber EBT yang tersebar ke pusat beban, menerapkan teknologi transmisi modern, serta melibatkan kolaborasi luas, supergrid diharapkan menjadi salah satu kunci utama menuju sistem kelistrikan Indonesia yang bersih, efisien, dan terintegrasi.

Suksesnya proyek ini akan menegaskan posisi PLN bukan hanya sebagai penyedia listrik, tapi sebagai motor penggerak ekosistem energi hijau nasional. Sekaligus, supergrid menjadi simbol bahwa Indonesia siap berubah — dari sistem listrik yang terpisah-pisah menjadi jaringan yang terhubung dan berkelanjutan.

Referensi

Antara News. (2025, October 7). Indonesia’s PLN pushes green supergrid to achieve NZE 2060 goal.

Ashurst. (2025, June 20). Highlights from the 2025–2034 RUPTL.

PwC Indonesia. (2024, December 11). Renewable energy utilisation: Obstacles to clean electricity development.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2024, September 3). Supergrid, solusi ketidakseimbangan supply dan demand listrik EBT. ESDM.

Enlit Asia. (2024, March 12). PLN opens door to collaboration at PLN Investment Days.

Author

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *