Sumba: Ikon Energi Hijau Indonesia

PT. Mitra Rekayasa Keberlanjutan – Pulau Sumba, yang dikenal dengan keindahan alam dan tradisi Pasolanya, kini menjadi simbol keberhasilan pengembangan energi hijau di Indonesia. Ditetapkan sebagai Sumba Iconic Island oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak 2015, Sumba menjadi pionir dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan kesejahteraan masyarakatnya. Sumba memiliki potensi besar dalam berbagai sumber energi terbarukan, mulai dari tenaga surya, angin, hingga mikrohidro.
Radiasi matahari yang tinggi sepanjang tahun membuat tenaga surya menjadi andalan utama, sementara kecepatan angin yang mencapai 5,9 m/s di beberapa lokasi memungkinkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang efektif. Selain itu, pembangkit listrik mikrohidro juga telah dibangun di beberapa desa, seperti PLTMH Kamanggih yang mampu memasok listrik bagi ratusan rumah dan fasilitas umum.
Tantangan dan Upaya Berkelanjutan
Sumber foto: Kompas com
Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan energi terbarukan di Sumba juga menghadapi tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, biaya investasi awal yang tinggi, dan perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia lokal. Berbagai pihak terus berupaya untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan keberlanjutan program energi hijau di Sumba.
Baca Juga : Solusi Hijau dari Energi Alam
Pengakuan Nasional dan Internasional
Sumber foto: Bobobox
Inisiatif Sumba sebagai pulau ikon energi terbarukan mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak di tingkat nasional dan internasional, menjadikannya contoh bagi wilayah lain di Indonesia dan dunia dalam transisi menuju energi bersih.
Perjalanan Menuju Elektrifikasi 100%
Sumber foto: tempo co
Sejak program Sumba Iconic Island dimulai pada 2010, rasio elektrifikasi di pulau ini meningkat signifikan dari 24,5% pada 2010 menjadi lebih dari 50% pada 2018, dengan kontribusi energi terbarukan mencapai sekitar 55% dari total kebutuhan listrik masyarakat. Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan angin, serta dukungan investor seperti Eren/Pace Energy dan PT Aria Watala Capital, mempercepat proses elektrifikasi hingga ke pelosok desa.
Berbagai Proyek Energi Hijau
Sumber foto: mongabay
Berbagai proyek energi terbarukan telah dan sedang dikembangkan di Sumba, termasuk:
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): Pemanfaatan energi matahari tersebar dalam bentuk PLTS terpusat, solar home systems (SHS) untuk rumah tangga, penerangan jalan umum (PJU) tenaga surya, dan pompa air tenaga surya untuk irigasi.
- Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB): Sumba memiliki potensi angin yang baik dan telah dibangun PLTB seperti PLTB Kadumbul di Sumba Timur.
- Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH): Pemanfaatan potensi air sungai dalam skala kecil untuk menghasilkan listrik.
- Biogas: Pemanfaatan limbah ternak untuk menghasilkan biogas sebagai sumber energi untuk memasak dan penerangan.
- Biomassa: Pemanfaatan sumber daya biomassa seperti limbah pertanian dan kehutanan untuk pembangkit listrik, seperti PLTBm Bodo Hula di Sumba Barat.
Dampak Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat
Sumber foto: perkim id
Kehadiran listrik dari energi terbarukan bukan hanya menerangi rumah dan sekolah, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Sekolah-sekolah yang sebelumnya harus mengeluarkan biaya besar untuk operasional genset kini dapat menghemat biaya listrik hingga 75%. Anak-anak bisa belajar lebih lama di malam hari, dan usaha mikro seperti kerajinan tenun serta pengolahan hasil pertanian semakin berkembang. Selain itu, pembangunan PLTB di beberapa lokasi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal, mulai dari teknisi hingga manajemen proyek.
Harapan dan Prospek Masa Depan
Sumber foto: tempo.co
Dengan dukungan pemerintah daerah, lembaga internasional, dan investor swasta, Sumba terus berupaya mencapai target elektrifikasi 100% dengan energi terbarukan pada tahun 2025. Model pengembangan energi hijau di Sumba diharapkan menjadi contoh bagi pulau-pulau lain di Indonesia, khususnya daerah terpencil yang masih bergantung pada bahan bakar fosil. Keberhasilan Sumba membuktikan bahwa energi hijau tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nyata.
Kesimpulan
Keberhasilan Sumba sebagai pionir pengembangan energi terbarukan di Indonesia sejak ditetapkan sebagai Sumba Iconic Island pada 2015. Pulau ini memanfaatkan potensi besar tenaga surya, angin, dan mikrohidro untuk meningkatkan elektrifikasi dari 24,5% (2010) menjadi lebih dari 50% (2018) dengan kontribusi EBT mencapai 55%. Berbagai proyek PLTS, PLTB, PLTMH, biogas, dan biomassa telah diimplementasikan, membawa dampak positif sosial dan ekonomi. Meskipun menghadapi tantangan infrastruktur dan biaya, Sumba terus berupaya mencapai target 100% energi terbarukan pada 2025, menjadikannya contoh bagi wilayah lain dalam transisi energi bersih.
Referensi
Yayasan Rumah Energi (YRE). (2024). Proyek Energi Terbarukan YRE di Sumba.
Hivos, “Sumba Iconic Island Initiative,” hivos.org, 2023.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Republik Indonesia. (2022). Potensi dan Pengembangan Energi Terbarukan di Nusa Tenggara Timur.
Kompas.com. (2021, 15 Juli). Sumba Targetkan Diri Jadi Pulau Ikon Energi Terbarukan di Indonesia.
“Sumba dan Potensi Energi Terbarukannya,” Smartnation, 10 September 2021.
Stakeholder Forum, “Renewable Energy Development on Indonesia’s Small Islands: Case Study Sumba Island,” stakeholderforum.org, 2023.